Nestapa Orang Indo Sejarah Kelam yang Memaksa Mereka Hengkang dari Nusantara

Jumat 01-09-2023,17:26 WIB
Reporter : Arief Setyoko
Editor : Arief Setyoko

Walaupun target utama dari aksi ini adalah sisa-sisa tentara Belanda yang belum kembali ke Eropa, beserta keturunannya juga orang Indo Eropa, tapi juga banyak korban yang merupakan orang Maluku dan orang Tionghoa.

Pada fase revolusi nasional Indonesia ini disebut "Bersiap" oleh Orang Indo (Eurasia) yang selamat dari periode penuh konflik ini dan digunakan dalam karya akademis Belanda dan Inggris.

Istilah ini berasal dari seruan perang pro-Republik Indonesia dan seruan terus-menerus untuk mengangkat senjata: "Siap-siap!" yang terdengar ketika orang yang tampak sebagai musuh potensial revolusi memasuki daerah pro-republik.

Tetapi banyak istilah lain yang dipakai seperti gedoran di Depok, ngeli di Banten, dan gegeran di Jawa Tengah.

BACA JUGA:Raih Hattrick Nirwasita Tantra, Kota Magelang Sukses Jaga Lingkungan Bebas Polusi

Pada masa periode ini terjadi masa transisi peralihan kekuasaan dari Tentara Kekaisaran Jepang kepada Pemerintahan Republik Indonesia.

Estimasi jumlah korban dari kekacauan ini berkisar antara 3.500 hingga 20.000 jiwa yang terdiri atas orang Belanda beserta keturunannya, termasuk Orang Indo.

Selain itu, banyak terbunuh orang Tionghoa, orang Jawa, orang Maluku, dan kelompok lain dari status sosial ekonomi yang dianggap tinggi kala itu.

Maka tak heran, sukar sekali ditemukan orang keturunan Belanda atau Orang Indo yang tinggal di Indonesia setelah kemerdekaan. Sebab, banyak yang menjadi korban dalam Masa Bersiap hingga mereka memilih kembali ke Eropa.

Sebut saja peristiwa Pemoeda atau Pelopor di Depok pada tanggal 9 Oktober 1945. Kala itu, Depok dikenal sebagai pusat tempat tinggalnya orang Indo. Sedangkan masa akhir Bersiap ditetapkan selesai dengan munculnya aksi Agresi Militer Belanda I pada bulan Januari 1947.

Ada pendapat lain  bahwa setelah Belanda mengakui kemerdekaan indonesia di 1949, Orang Indo meneruskan kehidupan mereka di indonesia.

BACA JUGA:Penyebab Penyerangan Sultan Agung Mataram ke Batavia yang Gagal Total, Belajar Sejarah

Akan tetapi, karena sentimen anti Belanda yang tinggi saat itu, terutama adanya isu Papua Barat, akhirnya Soekarno melakukan persona non grata pada penduduk Belanda. Termasuk kebijakan menasionalisasi seluruh perusahaan milik penjajah saat itu.

Pada fase inilah dimulai repatriasi Orang Indo yang berakhir di tahun 1964 karena krisis perumahan di Belanda. Diyakini para Orang Indo lebih memilih Amerika sebagai tempat tinggal mereka hingga saat ini. (*)

Kategori :