Aneh! Pantai di Gunungkidul Diselimuti Kabut Tebal dan Suhu yang Dingin, Ini Penjelasan BMKG

Minggu 22-10-2023,20:46 WIB
Reporter : Arief Setyoko
Editor : Arief Setyoko

BACA JUGA:Dibalik Pesona Telaga Menjer Wonosobo, Tersimpan Mitos Jadi Ritual Tempat Pesugihan

Oleh karena itu, pengunjung masih bisa menikmati liburan mereka dengan disajikan suhu dingin seolah-olah mereka mengunjungi Gunung Merapi.

Dari pengamatan di media sosial, ketika kabut juga menutupi Pantai Drini, pengunjung terlihat sangat antusias.

Para pengunjung terlihat tidak takut terhadap fenomena langka kabut tebal itu.

BACA JUGA:7 Mitos Gunung Merapi Paling Populer, Nomor 4 Ada Lokasi Jual Beli Makhluk Gaib

Mereka terlihat bebas bermain di air di pantai, sementara beberapa orang bermain bola dan bersantai di pantai.

Sehari sebelum fenomena langka ini terjadi, suhu di Pantai Drini mencapai sekitar 34 derajat Celsius.

Sementara itu, pada hari Minggu, 22 Oktober 2023, sekitar tengah hari ketika fenomena langka kabut tebal terjadi, suhu turun menjadi sekitar 20 derajat Celsius.

Menurut BMKG, kejadian kabut tebal pada siang hari sebenarnya adalah hal yang umum, terutama selama musim kemarau seperti sekarang.

BACA JUGA:Kenalan Sama Warung Bu Narti, Satu-satunya Warung yang Ada di Puncak Gunung

Munculnya kabut tebal disebabkan oleh suhu di Yogyakarta, terutama di bagian selatan atau daerah pesisir, menjadi lebih rendah selama musim kemarau. Suhu rata-ratanya sekitar 23 derajat Celsius.

Di sisi lain, kelembaban udara selama musim ini lebih tinggi.

Menurut data BMKG, kelembaban udara di sekitar Pantai Gunungkidul berkisar sekitar 85 persen.

Kombinasi suhu dingin dan kelembaban tinggi memicu proses kondensasi atau perubahan keadaan dari gas menjadi cair.

BACA JUGA:Mitos Gunung Slamet, Nomor 7 Ramalan Jayabaya Pulau Jawa Bakal Terbelah

Hal ini menciptakan kabut, yang biasanya hanya muncul di pagi atau sore hari, tetapi sekarang dapat terjadi sepanjang hari.

Kategori :