WONOSOBO,MAGELANGEKSPRES - Warga dari Kelurahan Kejiwan mengeluh soal penyaluran Bansos baik Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Mereka sambat ke Bupati Wonosobo karena menilai bahwa penyalurannya tak pernah tepat sasaran.
Ketua RW di Kelurahan Kejiwan, Jamil mengatakan bahwa pihaknya sering ditanya oleh warganya yang merasa belum puas menerima bantuan, meskipun pihaknya sudah melakukan pemutakhiran data kemiskinan di tempatnya.
BACA JUGA:Di Wonosobo Caleg Dilarang Gunakan Fasilitas Pemerintah, Ini Sanksinya Jika Berani Melanggarnya
"Saya itu bingung mau jawab seperti apa ketika ada yang tanya soal kurang tepatnya penyaluran Bansos. Padahal kita sudah setor data kemiskinan terbaru tahun ini ke Pemda (Pemerintah Daerah) Wonosobo," kata Jamil saat hadir di acara Jagongan Bersama Bupati bersama ratusan RT dan RW di Pendopo Kabupaten, Senin (27/11) malam.
Jamil curiga bahwa pihak-pihak pemberi Bansos itu masih menggunakan data kemiskinan 8 tahun silam. Sehingga ketika ada bantuan masuk, pendistribusian tersebut menimbulkan banyak tanda tanya bagi masyarakat setempat.
"Prediksi saya, data yang dipakai kok data 8 tahun ke belakang ya. Kita pernah verifikasi dan validasi (verval) data kemiskinan, tapi yang dapat orang itu-itu lagi. Yang sudah meninggal masih dapat," keluhnya kepada Bupati.
BACA JUGA:Optimalisasi Sektor Pertanian dan Perikanan, Wonosobo akan Jadi Science Techno Park di Jateng
"Saya yakin keluhan ini juga dirasakan warga di kelurahan lain, Pak Bupati. Mohon solusinya," ucapnya dengan disambut antusias tepuk tangan oleh peserta kegiatan malam itu.
Selanjutnya, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat langsung merespons keluhan warganya tersebut. Ia mengakui, persoalan Bansos dinilai cukup sulit untuk diurai.
"Ini yang paling repot ya Bansos. Entah itu BLT, BPNT, dan jenis bantuan lainnya. Kenapa sulit, karena data yang digunakan Kemensos ini data lama," terangnya seketika itu.
Bupati Afif mengungkapkan, belum lama ini sebagian masyarakat Wonosobo mendapatkan bantuan berupa daging ayam dan 10 butir telur dari Bulog untuk setiap KK. Di mana penyalurannya dikirim melalui kurir ekspedisi pengiriman barang.
Ia menyayangkan, pemberian bantuan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuannya. Alhasil, warga yang seharusnya terdata ke dalam verval kemiskinan, justru tidak mendapatkan bantuannya.
BACA JUGA:Hadir Apel Siaga Pemilu, Wabup Wonosobo Singgung Soal Netralitas ASN
Sehingga masyarakat banyak menilai bahwa distribusi bansosnya tidak tepat sasaran. Dan terpaksa, RT dan RW di masing-masing desa atau kelurahan terkait harus menerima protes.