MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Banyak hal yang bisa diulik dari Desa Giritengah yang membentang seluas 432.201 hektar di wilayah lereng Pegunungan Menoreh sisi utara itu dihuni oleh sekitar 1.141 kepala keluarga yang mayoritas dari mereka adalah petani.
Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memiliki potensi budaya yang hadir di tengah-tengah mereka, salah satunya kesenian Gatholoco.
Panji Kusuma (51), ketua perkumpulan eksotika desa menjelaskan bahwa di Giritengah angka 7 itu sangat penting. Sama halnya di kesenian Gatholoco ada angka 7 atau pitu yang melambangkan dan menyampaikan sebuah pitutur atau nasehat.
BACA JUGA:TPSA Klegen Grabag Capai 30 Ton Per Hari, Akses TPSA Susah
“Gatholoco memiliki pituturan yang berisi nasehat mengenai kebajikan, pengetahuan dan kearifan lokal di dalam kehidupan,” terang panji.
“Seperti bagaimana cara mendidik anak, pernikahan, termasuk di dalamnya petung atau perhitungan hari baik serta pranata mangsa yang menjadi basis pertanian di Giritengah,” jelas Panji.
Perlu diketahui bahwa syair-syair lagu Gatholoco disinyalir menyimpan seperangkat pengetahuan terkait dengan pranata mangsa.
Panji menerangkan bahwa syair Gatholoco yang berisi pranata mangsa merupakan landasan yang menjadi basis pertanian ramah lingkungan dan petung yang mendasari beragam praktik upacara terkait dengan daur hidup.
BACA JUGA:10 Desa di Kabupaten Magelang Mengalami Hujan Abu Akibat Guguran Awan Panas Gunung Merapi
“Pranata mangsa sendiri merupakan siklus bulan maupun hajatan tertentu yang menyajikan beragam olahan pangan khusus di dalamnya,” imbuhnya. (mg6)