Pengelolaan Sampah Jadi Sorotan Calon Walikota Magelang Saat Debat Perdana

Rabu 30-10-2024,15:43 WIB
Reporter : Haryas Prabawanti
Editor : Arief Setyoko

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Dua pasangan calon (Paslon) Walikota Magelang punya pendapat berbeda terkait pengelolaan sampah saat debat perdana digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang, Selasa, 29 Oktober 2024 malam lalu.

Sebagai calon petahana, dr Muchamad Nur Aziz yang kembali berpasangan dengan KH M Mansyur mengakui perlunya evaluasi dan penyempurnaan dalam pengelolaan sampah.

Paslon nomor urut 1 itu berargumen bahwa penting memberikan sentuhan inovasi dan terobosan mutakhir untuk mengelola sampah.

BACA JUGA:Debat Publik Perdana KPU Purworejo: Dua Paslon Pilbup Adu Gagasan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih dari itu, pihaknya ingin memaksimalkan lagi peran serta masyarakat dan semua komponen untuk bersama-sama memperhatikan masalah sampah.

Sebab, berbagai daerah khususnya Kota Magelang masih menghadapi tantangan yakni pengelolaan sampah, perubahan iklim, polusi dan pencemaran.

"Tentunya pengelolaan sampah tersebut tidak dapat diselesaikan hanya dari satu sisi saja," kata calon walikota Magelang nomor urut 1, dr Muhammad Nur Aziz.

Oleh karena itu, Aziz menyebut, pihaknya akan meningkatkan inovasi pengelolaan sampah dengan teknologi tinggi serta menggandeng masyarakat.

"Selama 3 tahun saya memimpin, luar biasa para tokoh dan birokratnya. Kota Magelang bergerak bersama, tidak sendirian hingga memperoleh berbagai penghargaan, termasuk Adipura yang jadi langganan," katanya.

BACA JUGA:Tegas! Ini Jawaban Damar Calon Walikota Magelang Bikin Kepercayaan Investor Meningkat

Terlebih, menurut Aziz, Kota Magelang memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi sehingga dapat lebih cepat untuk melakukan inovasi baru khususnya dalam hal ini terkait pengelolaan sampah.

"Saya mempunyai program ke depan adalah gerakan bersama-sama untuk menertibkan kebersihan di Kota Magelang," imbuh Aziz.

Namun demikian, Aziz mengaku bahwa mengentaskan masalah sampah tidak bisa dilakukan pemerintah sendirian.

Lebih dari itu, perlu adanya gerakan kolaboratif, partisipatif dari berbagai pihak dan masyadakat untuk mengatasi masalah kebersihan, ketertiban lingkungan tersebut. Sebab, sampah menjadi masalah di setiap kota besar atau kota kecil atau kawasan atau daerah.

"Tentunya ini akan menjadi konsentrasi kami nanti supaya juga membawa nilai ekonomi bagi masyarakat seperti yang sudah saya pelajari saat study banding di Purwokerto," ujarnya.

Kategori :