MAGELANGEKSPRES - Mencetak SDM muda yang kompeten menjadi salah satu strategi Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Salah satunya melalui uji sertifikasi kompetensi yang digelar oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA).
Sejak 10 Desember hingga 19 Desember 2024, secara berturut - turut Polbangtan YOMA telah melaksanakan 3 sertifikasi kompetensi. Pada kesempatan ini, Polbangtan YOMA berhasil melahirkan 35 mahasiswa yang kompeten di bidang Formulator Pakan, 31 di bidang Supervisor Farm Unggas Pedaging, dan 66 di bidang Butcher Junior.
Sertifikasi ini diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir. Dimana bidang kompetensinya disesuaikan dengan program studi mahasiswa.
Hal ini sesuai harapan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk melahirkan SDM Pertanian unggul. Menurutnya, SDM pertanian adalah kunci utama dalam mempercepat pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
"SDM yang berkualitas adalah penggerak utama dalam mencapai kedaulatan pangan. Oleh karena itu, kompetensi yang mumpuni menjadi kunci sukses para pelaku sektor pertanian," ujar Amran.
sertifikasi kompetensi bidang Butcher Junior--
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan pentingnya SDM dalam mencapai Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI.
"Akselerasi pengembangan SDM pertanian sangat diperlukan untuk memastikan kesiapan SDM dalam mendukung Brigade Pangan serta Swasembada Pangan Nasional," kata Santi.
Dalam penutupan sertifikasi kompetensi bidang Butcher Junior pada Kamis (19/12/2024), Wakil Direktur 3 Polbangtan YOMA, Budi Purwo Widiarso mengatakan pembekalan mahasiswa dengan sertifikasi sangat penting. Utamanya, untuk meningkatkan daya saing lulusan Polbangtan YOMA di pasar kerja.
”Sertifikasi kompetensi yang diperoleh akan menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa memiliki keterampilan yang sesuai dengan standar industri.” ucap Budi.
Tak hanya itu, Budi juga menyebutkan mahasiswa memiliki keunggulan yang bisa memperluas peluang karir sebagai tenaga ahli butcher yang terampil.
Ia pun mendorong mahasiswanya untuk meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris. Pasalnya, kemampuan bahasa akan menjadi nilai tambah dalam bersaing di pasar kerja internasional.
”Dengan keterampilan bahasa yang memadai, lulusan akan lebih mudah beradaptasi dan berkomunikasi di lingkungan kerja global, serta membuka lebih banyak peluang karir di luar negeri,” jelas Budi di Aula Polbangtan YOMA.
Senada, Lutfia Hanim Mufida, Ketua Kelompok Program dan Evaluasi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu menyebut banyak lapangan kerja yang membutuhkan profesi butcher.
”Peluang tenaga butcher masih sangat terbuka luas, karena dengan keterampilan yang memadai dan sertifikasi kompetensi yang jelas, prospek bagi seorang butcher di Indonesia tetap menjanjikan. Selain itu, peluang di mancanegara hingga saat ini juga masih terbuka lebar,” terangnya. (Os)