TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID - Warga di sekitar Jalan Sri Suwarno, tepatnya di lingkungan Banyuurip dan Jampiroso, Temanggung, terpaksa mengambil langkah unik untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.
Mereka menanam pot bunga dan meletakkan benda lain di jalan berlubang yang dianggap sudah sangat membahayakan pengguna kendaraan bermotor.
Sebelumnya, warga telah mencoba menandai bahaya lubang tersebut dengan mengecat tepinya menggunakan cat berwarna putih.
BACA JUGA:Penambalan Jalan Berlubang di Temanggung Ditargetkan Rampung H-4 Lebaran
Namun, upaya itu belum membuahkan hasil maksimal.
Masih banyak pengendara, terutama pengendara sepeda motor, yang terjebak dan mengalami kecelakaan akibat tidak melihat lubang di jalan, terutama saat malam hari.
"Apalagi kalau malam, sering sekali terjadi kecelakaan karena tidak kelihatan ada lubang," ujar Sulistyo, salah satu warga setempat, Senin (kemarin).
BACA JUGA:Jelang Mudik Lebaran, Jalan Berlubang di Temanggung Mulai Ditambal
Menurut Sulistyo, warga sebenarnya telah melaporkan kondisi tersebut kepada perangkat desa, namun sampai saat ini belum ada tindakan nyata dari pihak berwenang.
Sementara itu, kondisi jalan terus memburuk dan semakin membahayakan pengguna jalan.
Masalah di jalan Sri Suwarno tak berhenti pada lubang saja.
BACA JUGA:Hati-Hati! Jalan Berlubang di Parakan Kian Parah, Pengendara Terancam Kecelakaan
Sepanjang jalan ini, terutama di sekitar tikungan Pasar Kerkof, aspal juga bergelombang dan tidak rata, membuat kenyamanan berkendara semakin terganggu.
“Dari dulu sampai sekarang tidak pernah ada perubahan. Sekarang malah tambah parah, jalannya rusak dan berlubang,” lanjut Sulistyo.
Keluhan serupa disampaikan oleh Darno, warga lainnya.