MAGELANG EKSPRES- Sebuah nasehat dari Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah tentang bentuk ibadah ketika mendapat kenikmatan. Sebab, banyak orang mendapatkan nikmat dari Allah Ta’ala namun tidak bersyukur.
Adapun bentuk ibadah ketika mendapat kenikmatan seperti disampaikan Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Al-Fawaid, hlm. 164-165 adalah :
Pertama, meyakini dan mengakui bahwa itu adalah suatu kenikmatan.
BACA JUGA:Nasehat Ibnul Qayyim untuk Orang yang Senantiasa Menyia-nyiakan Waktu
Kemudian, berlindung kepada Allah agar tidak terbetik dalam hatinya untuk menyandarkan nikmat tersebut kepada selain-Nya, meskipun hal itu adalah sebab. Dialah Allah yang menakdirkannya sebagai sebab. Semua nikmat hanya berasal dari-Nya semata dari segala sisi.
Selanjutnya adalah memuji, mencintai, dan bersyukur kepada Allah; dengan menggunakan nikmat tersebut untuk taat kepada-Nya.
Keindahan Ibadah saat Mendapatkan Kenikmatan
Di antara bentuk keindahan ibadah saat mendapatkan kenikmatan adalah dia menganggap bahwa sedikit nikmat yang dia dapatkan sudah terasa banyak. Demikian pula dia menganggap bahwa banyaknya rasa syukur yang dia lakukan, masih terasa sedikit.
Dia menyadari bahwa nikmat dari Allah tersebut sampai kepadanya dengan cuma-cuma; tanpa dia menempuh suatu sarana untuk memperolehnya; dan dia tidak pula merasa sebagai pihak yang berhak untuk mendapatkannya.
BACA JUGA:3 Nasehat Berharga Sa'ad bin Abi Waqqash untuk Anak-anaknya yang Patut Kita Teladani
Dia memahami bahwa nikmat tersebut hakikatnya adalah milik Allah, bukan kepunyaan hamba. Oleh sebab itu, tidaklah nikmat bertambah kepadanya melainkan bertambah pula kerendahan, penghambaan, tawadhu, dan rasa cintanya kepada Dzat Pemberi Nikmat.
Setiap kali ada nikmat yang baru, dia menambah ibadah, cinta, ketundukan, dan kerendahan kepada-Nya.
Setiap ada nikmat yang dicabut, dia munculkan rasa ridha kepada-Nya.
Setiap kali melakukan dosa, dia mempersembahkan tobat, sangat menyesal, dan memohon ampun kepada-Nya.
Inilah hamba yang cerdas. Adapun orang yang lemah, jauh dari bayangan untuk bisa melakukan semua itu. (*)