PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID – Kabupaten Purworejo masih masuk kategori Waspada Korupsi meski hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) 2024 menunjukkan nilai cukup baik, yakni 76,61.
Angka itu berada di atas rata-rata nasional yang hanya 71,5, namun masih menandakan adanya risiko korupsi yang perlu diwaspadai.
Temuan tersebut diungkap dalam kegiatan Sosialisasi Antikorupsi di Lingkungan Dinkominfostasandi Kabupaten Purworejo Tahun 2025, yang digelar di Ruang Otonom Setda pada Jumat (31/10).
BACA JUGA:16 Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Purworejo Dikukuhkan
Kegiatan ini diikuti oleh para pegawai Dinkominfostasandi, perwakilan awak media, serta sejumlah mitra kerja atau rekanan.
Acara dibuka oleh Plt Kepala Dinkominfostasandi Yudhie Agung Prihatno, SSTP, MM, dengan menghadirkan Penyuluh Antikorupsi Inspektorat Purworejo, Dra. Rahaju Pudjiastuti, MM, sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Rahaju menjelaskan bahwa skor 76,61 merupakan hasil gabungan dari tiga kelompok responden, yaitu internal, eksternal, dan pakar (eksper).
Meski demikian, masih terdapat sejumlah indikator yang nilainya di bawah rata-rata provinsi, sehingga Purworejo belum bisa lepas dari status Waspada Korupsi.
“Dari berbagai jenis korupsi yang muncul, sekitar 70 persen berasal dari pengadaan barang dan jasa. Modusnya beragam, mulai dari mark up hingga penyalahgunaan wewenang. Karena itu, saya mengingatkan rekan-rekan di Dinkominfostasandi dan mitra kerja agar berhati-hati dalam proses pengadaan. Pahami betul aturan yang berlaku,” tegas Rahaju.
Selain membahas hasil SPI 2024, Rahaju juga menyampaikan materi mengenai Pembangunan Integritas serta Cegah, Deteksi, dan Respons Korupsi (IEPK).
BACA JUGA:RSUD dr. Tjitrowardojo Luncurkan Layanan Stroke Terpadu, Tangani Pasien Cepat dan Tepat di Purworejo
Ia menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak dalam membangun budaya antikorupsi sejak dini di lingkungan pemerintahan.
Sementara itu, Yudhie Agung Prihatno mengapresiasi langkah Inspektorat yang secara rutin memberikan pembekalan antikorupsi.
Menurutnya, sosialisasi semacam ini sangat penting sebagai upaya pencegahan sekaligus pengingat bagi seluruh pegawai.