Gelar Aksi Turun Jalan, Makar Tolak RUU HIP

Gelar Aksi Turun Jalan, Makar Tolak RUU HIP

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG – Sejumlah elemen organisasi dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Anti Komunis Magelang Raya (Makar) menggelar aksi turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasinya menolak RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), Rabu (8/7). Dengan mengenakan atribut dan bendera organisasi, massa juga mengenakan masker, karena saat ini masih terjadi pandemi Covid-19. Ratusan massa menggelar aksi turun ke jalan mulai dari halaman Kodim 0705/Magelang menuju Alun-alun Kota Magelang. Di depan kantor Kodim dan alun-alun mereka berhenti sejenak untuk berorasi. Sejumlah tokoh naik ke atas mobil pikap untuk berorasi menyuarakan aspirasinya. Seusai berorasi di Alun-alun, massa pun bergerak ke DPRD Kota Magelang. Mereka mendapat pengamanan ketat dari ratusan personel kepolisian dari Polres Magelang Kota, TNI, dan Satpol PP Kota Magelang. Salah satu tokoh masyarakat asal Purworejo, Kyai Luthfi dalam orasinya mengatakan, ketika Pancasila diotak-atik dan akan diubah/diperas menjadi Trisila atau Ekasila, maka sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk mempertahankannya. Sebab, Pancasila merupakan warisan para ulama terdahulu. \"Dulu Bung Karno menempatkan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa di poin kelima, maka para ulama menasihati agar ditaruh di sila pertama. Bung Karno menyetujui itu. Kalau Pancasila mau diambil intisarinya, maka sila pertama adalah intinya Pancasila,” katanya. Dia mengaku bahwa Pancasila adalah harga mati. Saat ada pihak yang berani mengubah Pancasila, maka mereka tidak akan pernah tinggal diam. \"Kami tetap akan membela Pancasila,\" tandasnya. Sementara itu, Koordinator Aksi, Priyo Waspodo menjelaskan, aksi ini memang digelar meski masih dalam situasi pandemi Covid-19. Untuk itu, sesuai koordinasi dengan berbagai pihak, pihaknya menekankan pada peserta aksi untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. \"Tapi, kita jangan terlalu dihantui, dibodohi, dan diberdaya dengan pandemi ini. Hanya katarak hati dan katarak naluri yang menganggap komunis tidak berbahaya. Komunis jauh lebih berbahaya dari Covid-19,” jelasnya. Aksi ini memang tidak hanya menyuarakan penolakan terhadap RUU HIP, tapi juga menolak paham Komunis. Priyo menilai, dulu ada istilah bahaya laten komunis, maka saat ini bahaya itu sudah nampak. \"Kita lakukan persiapan-persiapan, karena komunis jauh lebih berbahaya dari Covid-19. Komunis adalah ideologi yang jelas-jelas merusak dan banyak terjadi tumpah darah karenanya,” paparnya. Ia menyebutkan, aksi kali ini terdiri dari berbagai elemen tidak hanya dari Magelang Raya saja, tapi juga mitra-mitra juang dari daerah tetangga, seperti Semarang, Jogja, Purworejo, Temanggung, dan Wonosobo. Ada 8 tuntutan massa, antara lain, mendukung maklumat MUI, menuntut dibatalkannya pembahasan RUU HIP, mendesak aparat mengusut konseptor RUU HIP, mendesak Presiden bersikap tegas, dan meminta pembersihan parlemen dari komunisme. Mereka juga mendesak TNI/Polri bersikap tegas menghalau kebangkitan komumisme, menyerukan diberlakukannya kembali UUD 1945, dan mengajak semua komponen bersama-sama mewaspadai bahaya laten komunis. (wid)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: