Fase Penyembuhan Tembus 1.002 Pasien

Fase Penyembuhan Tembus 1.002 Pasien

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Data pasien sembuh dari penyakit Virus Corona (Covid-19) hingga Jumat (24/4) pukul 19.30 WIB mencapai 1.002 orang atau bertambah 42 orang dari total kasus positif sebanyak 8.211 di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk kasus positif bertambah 436 orang dan yang meninggal bertambah 42 orang sehingga totalnya menjadi 689 jiwa meninggal dunia. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan jumlah tersebut bertambah dibandingkan data Kamis (23/4) yaitu kasus positif 7.775 orang, pasien sembuh 960 orang, dan meninggal dunia 647 jiwa. Secara akumulatif pemerintah telah melakukan tes RT-PCR sebanyak 64.054 spesimen yang diambil dari 50.563 orang dengan memanfaatkan 45 laboratorium di seluruh Indonesia. Dari pemeriksaan tersebut sebanyak 8.211 orang positif Covid-19 dan 42.352 orang negatif. ”Jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 18.301 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 197.951 orang,” terang Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan secara daring yang dipantau di Jakarta, kemarin. Yurianto mengatakan seluruh provinsi di Indonesia sudah terdampak kasus Covid-19, sedangkan kabupaten/kota yang terdampak sebanyak 273 kabupaten/kota. Penambahan kasus positif COVID-19 terjadi di Aceh (1 kasus), Bali (10 kasus), Banten (22 kasus), Jogjakarta (1 kasus), DKI Jakarta (85 kasus), Jambi (4 kasus), Jawa Barat (75 kasus), Jawa Tengah (37 kasus), Jawa Timur (26 kasus), Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah (masing masing 11 kasus), Kalimantan Selatan (18 kasus). Selanjutnya Nusa Tenggara Barat 115 kasus), Sumatera Selatan (13 kasus), Sumatera Barat (10 kasus), Sumatera Utara (1 kasus), Sulawesi Utara (5 kasus), Sulawesi Selatan (23 kasus), Sulawesi Tengah (3 kasus), Papua Barat (2 kasus), Papua (6 kasus), Sulawesi Barat (25 kasus), dan Gorontalo (5 kasus). Provinsi dengan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta dengan jumlah kasus positif 3.599 orang, 327 pasien sembuh, dan 326 pasien meninggal dunia. Setelah DKI Jakarta, provinsi yang menempati posisi kedua dengan jumlah kasus terbanyak adalah Jawa Barat dengan jumlah kasus positif 862 orang, 90 pasien sembuh, dan 77 pasien meninggal. Di tempat yang sama Staf khusus Gubernur Bangka Belitung (Babel) Saparudin mengatakan aplikasi Fight Covid-19 butuh dukungan penuh tiap kepala daerah apabila ingin digunakan sebagai alat pelacak riwayat perjalanan para pendatang sebagai pencegahan virus corona di daerah lain. Saparudin dalam keterangannya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat (24/4), mengatakan penggunaan aplikasi Fight Covid-19 butuh dukungan yang kuat oleh kepala daerah.”Kalau mau digunakan untuk daerah lain, kita harapkan kepala daerah mesti kuat dukungannya,” kata dia. Saparudin mencontohkan Gubernur Bangka Belitung yang sangat cepat memberikan dukunganannya dan mengerahkan sumber daya yang ada begitu mengetahui kegunaan dari aplikasi Fight Covid-19 yang dibuat oleh Ahmad Alghozi dan kawan-kawan. Saparudin juga menekankan bahwa kepala daerah harus turun tangan untuk mengedukasi masyarakatnya secara proaktif dalam pencegahan penyebaran virus corona baru dengan menggunakan aplikasi. Menurut dia, pemanfaatan teknologi dalam pencegahan Covid-19 harus dilakukan secara bersamaan yaitu dari penggunaan aplikasi itu sendiri dan juga dukungan dan edukasi dari kepala daerah kepada masyarakat. Aplikasi Fight Covid-19 digunakan oleh Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk melacak setiap pergerakan orang yang baru datang dari daerah episentrum Covid-19 ke wilayah Bangka Belitung. Setiap pendatang yang baru memasuki wilayah Bangka Belitung dipasangi tanda dan diminta untuk menggunakan aplikasi Fight Covid-19. Aplikasi itu digunakan untuk menyimpan riwayat perjalanan pendatang tersebut setibanya di Bangka Belitung dengan mengambil data lokasi atau GPS yang berada di ponsel setiap orang. Jika seseorang tidak mematuhi karantina mandiri selama 14 hari setelah kedatangannya, pemerintah tetap bisa melacak riwayat perjalanannya menggunakan data lokasi yang tersimpan di aplikasi Fight Covid-19. Saparudin mengatakan Pemprov Bangka Belitung sudah menyiapkan server untuk menampung data pergerakan orang-orang yang dipantau dari aplikasi Fight Covid-19. Sehingga apabila ada seseorang yang baru tiba di Babel berasal dari daerah episentrum mendapati gejala Covid-19, riwayat perjalanan orang tersebut akan dilacak melalui data dan setiap orang yang ditemuinya segera dilakukan tes. ”Harus siapkan server karena datanya besar, history-nya harus disimpan. Kalau pada H-10 dia ada gejala, H1-H10 harus disimpan supaya bisa tracking, dan temui orangnya untuk dites,” kata Saparudin. Pemanfaatan data lokasi melalui aplikasi Fight Covid-19 ini dapat membantu melacak riwayat perjalanan seseorang yang termasuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) atau Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara akurat. Tujuan pelacakan riwayat perjalanan ini adalah untuk mengetahui penyebaran virus secara kelompok atau kluster, sehingga memudahkan pengendalian virus dengan mengkarantina orang-orang yang memiliki kemungkinan terpapar Covid-19. Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyatakan hingga 24 April 2020, terdapat 3.605 kasus positif di Jakarta, sebanyak 327 orang sembuh dan 42 orang di antaranya tidak bergejala. ”Jumlah pasien meninggal ada 331 orang, sebanyak 1.988 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 959 orang melakukan isolasi mandiri di rumah serta 889 orang menunggu hasil laboratorium,\" kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani, di Balai Kota Jakarta. Untuk orang dalam ODP berjumlah 5.842 orang dengan 5.253 orang sudah selesai dipantau dan 589 orang masih dipantau. Sementara untuk pasien dalam PDP sebanyak 5.248 orang, 3.733 sudah pulang dari perawatan dan 1.515 masih dirawat. Selain itu, untuk tes cepat atau rapid test masih terus berlangsung di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). Total sebanyak 70.828 orang telah menjalaninya, dengan persentase positif Covid-19 sebesar empat persen, dengan rincian 2.842 orang positif Covid-19 dan 67.986 orang negatif. Tes tersebut difokuskan pada mereka yang berisiko tinggi terpapar Virus Corona, yakni tenaga medis serta orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan (PDP). Lalu, orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien konfirmasi atau probabel Covid-19 dan ODP. Kemudian terhadap orang yang dinyatakan positif, kemudian akan ditindaklanjuti dengan tes swab PCR. Sehingga hasilnya akan disesuaikan dengan hasil tes pertama sesuai dengan protokol kesehatan. Setidaknya ada dua prosedur pelaksanaan tes cepat, yaitu aktif oleh Puskesmas kepada orang-orang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 dan pasif oleh Puskesmas dengan pasien datang berobat. Namun, kriteria pasien untuk dapat tes cepat ditentukan petugas, dengan begitu tidak semua orang dapat melakukan tes cepat. Apabila hasil tes tersebut positif, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pengambilan swab, isolasi mandiri, atau dirujuk ke tempat isolasi atau shelter (sesuai kriteria) selama menunggu hasil PCR. Bila kondisi memburuk sebelum hasil PCR diperoleh, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit. Sedangkan, jika hasilnya negatif, pasien diinformasikan untuk isolasi mandiri 14 hari. Bila kondisi memburuk, dirujuk ke RS dan dilakukan pemeriksaan PCR, serta memeriksa ulang tes cepat (satu kali) pada hari ke 7-10 setelah tes awal. Koordinator Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI itu turut menerangkan, untuk tes cepat masih akan terus digalakkan di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). (dim/fin/ful)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: