Petunjuk Rasulullah Dalam Beribadah
Petunjuk Rasulullah Dalam Beribadah--
MAGELANGEKSPRES.ID-Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam merupakan suri teladan bagi seluruh umatnya.
aka hendaklah kita mengikuti sunah-sunah beliau, termasuk cara beribadah yang dilakukan beliau.
Dalil sebagai rujukan tentang petunjuk ibadah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوْتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أَخْبِرُوْا كَأَنَّهُمْ تَقَالَّوْهَا وَقَالُوا: أَيْنَ نَحْنُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَصُوْمُ الدَّهْرَ أَبَدًا وَلَا أُفْطِرُ، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ: « أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَّا وَاللهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلّٰهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّى » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu dia berkata, “Ada tiga orang yang datang ke rumah-rumah isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menanyakan ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah disampaikan kepada mereka, seolah mereka menganggap ibadah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit, seraya berkata, “Terlalu jauh perbedaan kita jika dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dosa baginda telah diampuni baik yang telah lalu maupun yang akan datang,”
BACA JUGA:Adil dalam Beribadah dan Jangan Berlebihan
salah seorang di antara mereka berkata, “Saya akan shalat sepanjang malam untuk selamanya,” yang lain mengatakan, “Saya akan berpuasa dan tidak berbuka untuk selamanya,” yang lain lagi berkata, “Saya menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan menikah selamanya,”
kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan bersabda kepada mereka, “Kalian tadi yang berbicara begini dan begitu?” Demi Allah, sungguh aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur malam, aku juga menikahi wanita, barangsiapa yang benci sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku.”(HR. Al-Bukhari, no. 5063 & Muslim, no. 1401).
Faedah Hadist
Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya ;
1. Hadits ini sebagai dalil kewajiban setiap muslim untuk bersikap tengah-tengah dalam beribadah, bahkan dalam semua hal dalam hidupnya, karena jika kurang akan tertinggal dari banyak sunnah Nabi, sebaliknya jika berlebihan dia akan lemah dan akhirnya meninggalkannya. Dengan demikian setiap orang perlu berada di tengah-tengah antara dua titik ekstrim ini.
2. Jiwa kita itu labil, iman naik turun. Kita harus punya strategi untuk atur supaya iman kita tetap terjaga dalam kebaikan, salah satu nya adalah ketaatan itu sederhana (dalam ibadah dan berlaku adil dengan sikap pertengahan), dan patokan sederhana dalam ibadah itu ukurannya harus dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Ancaman dari Nabi bagi siapa saja yang menyelisihi petunjuknya adalah bukan dari golongan umatnya Rasul
4. Asal ibadah itu adalah tauqifiy, yaitu mengikuti petunjuk yang ada saja, maka tidak boleh dengan pendapat pribadi atau hawa nafsu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: