Ketika AI Mulai Mengatur Hidup Kita: Di Mana Batas Etika Pengambilan Keputusan?

Ketika AI Mulai Mengatur Hidup Kita: Di Mana Batas Etika Pengambilan Keputusan?

Bonifilio Tri Angelo Deno, Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta-IST-MAGELANG EKSPRES

Dalam kerangka descriptive ethical theories, hal ini dapat digolongkan sebagai bentuk moral disengagement, yaitu ketika seseorang merasa dilepaskan dari tanggung jawab moral karena keputusan dilakukan oleh sistem.

Lebih jauh lagi, masalah ini juga mempengaruhi identitas manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Saat manusia terlalu sering membiarkan teknologi yang menentukan, mereka bukan hanya kehilangan kewenangan, tetapi juga melepas sebagian kendali atas kehidupan mereka sendiri.

BACA JUGA:Filantropi vs Eksploitasi: Dilema Etika di Balik Citra CSR Korporasi

Berkurangnya tanggung jawab manusia di era AI adalah masalah etika yang sangat nyata.

Ketika manusia terlalu bergantung pada teknologi untuk menentukan pilihan, kemampuan moral dan pertimbangan kritis yang seharusnya dimiliki setiap individu menjadi terpinggirkan.

AI dapat membantu membuat hidup menjadi lebih mudah, tetapi tidak boleh menjadi alasan untuk melepaskan tanggung jawab pribadi.

BACA JUGA:Dijuluki Sebagai Sekolah Digital, SMA Muhi Jogjakarta Buka 2 Kelas Internasional

Pada akhirnya, hanya manusia sendiri yang dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil bukan hanya efisien, tetapi juga benar secara moral.

AI bisa memandu, tetapi manusia tetap harus memimpin. (*/adv)

Artikel ini ditulis oleh Bonifilio Tri Angelo Deno, Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres