Keuangan Syariah Bisa Bersaing dengan Konvensional

 Keuangan Syariah Bisa Bersaing dengan Konvensional

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA-Dunia usaha memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk menciptakan peluang bisnis baru. Demikian pula para pelaku sektor ekonomi dan keuangan syariah. Tujuannya adalah ikut mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merumuskan empat fokus utama untuk mengembangkan industri keuangan syariah tanah air. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bertekad membangun ekosistem keuangan syariah yang lengkap. Yang dibutuhkan adalah sinergi dan integrasi antara sektor riil, keuangan komersial, serta keuangan sosial. Selain itu, dibutuhkan peran aktif para pelaku industri halal, islamic social finance, organisasi kemasyarakatan berbasis agama, dan otoritas maupun asosiasi. Wimboh juga menyebutkan pentingnya penguatan kapasitas industri keuangan syariah. Aset keuangan syariah tanah air terus tumbuh. Tercatat, per Juli lalu, asetnya mencapai Rp 1.639,08 triliun. Atau, naik sebesar 20,61 persen year-on-year dengan market share sekitar 9,68 persen. “Ini tidak termasuk saham syariah,” kata Wimboh dalam Forum Riset Ekonomi Syariah, Senin (21/9). Meski begitu, dia menilai bahwa saat ini Indonesia belum memiliki lembaga keuangan syariah yang besar. Di industri perbankan, misalnya, belum ada bank syariah buku IV. Apalagi di industri keuangan nonbank. Meskipun, jumlah dan variasi produk keuangan syariah sudah banyak. Wimboh mengakui bahwa membangun keuangan syariah nasional akan sulit jika demand tidak diciptakan. Sebab, tingkat literasi masyarakat akan ekonomi syariah masih rendah meski Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong keuangan syariah untuk terus berkembang. Saat ini porsi keuangan syariah masih kecil, padahal potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Perempuan yang juga ketua umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) itu juga mendorong industri syariah melek teknologi. “Pengaruh teknologi ini diharapkan akan mengakselerasi pembangunan ekonomi keuangan syariah, termasuk dari sisi inklusi keuangan,” tutur Ani, sapaan Sri Mulyani. Dia menambahkan, industri keuangan syariah juga harus bisa disandingkan dengan industri keuangan konvensional. “Harus terus ditunjukkan di dalam indikator-indikator keuangan syariah yang comparable dengan indikator konvensional,” tambahnya. Menurut dia, perbankan syariah menawarkan etika keislaman dalam pelayanannya. Etika tersebut meliputi kejujuran, kemampuan saling percaya dan tidak menyalahi perjanjian, serta tidak melakukan korupsi dan manipulasi. “Itu wajah Islam yang merupakan daya tarik dan competitiveness yang luar biasa,” tandasnya. (jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: