Tahun 2019 Tercatat AKI 6 Kasus, AKB 143
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Retno Indriastuti mengatakan, kondisi angka kematian di kabupaten setempat pada tahun 2019 tercatat masih terdapat kasus kematian ibu atau angka kematian ibu (AKI). Jumlahnya 8 kasus dengan tempat kematian sebagian besar di rumah sakit atau sampai di rumah sakit. Indikator pembangunan kesehatan dinilai dari status derajat kesehatan masyarakatnya. Derajat kesehatan masyarakat sendiri diperani beberapa faktor. Antara lain, faktor lingkungan 40 persen, perilaku 30 persen, pelayanan kesehatan 20 persen, dan faktor keturunan sebesar 10 persen. "Nah ini menjadi PR kita semua di tahun 2020 ini, kita targetkan untuk kurang dari 6 kasus," tutur Retno, dalam kegiatan Evaluasi dan Rencana Program Pembangunan Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2020 di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, kemarin. Dari dara Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, untuk jumlah kematian bayi atau angka kematian bayi (AKB) di tahun 2019 tercatat sebanyak 143 kasus atau 833 anak/1.000 kelahiran hidup. Meskipun angka tersebut masih di bawah angka provinsi atau pun nasional, Retno menilai angka tersebut masih relatif tinggi. "Kita inginnya bayi-bayi yang lahir ini tetap memiliki masa hidupnya yang lebih panjang," ungkap Retno. Sementara angka kematian bayi atau balita (sebelum ulang tahun ke 5) di Kabupaten Magelang mencapai 111 kasus. Selain itu penderita TBC juga masih tinggi yakni mencapai 190 penderita TBC/100 ribu penduduk. Angka kesakitan lainnya yang dinilai masih tinggi adalah demam berdarah. Dalam kesempatan yang sama, Retno juga menyoroti mengenai status gizi. Menurutnya status gizi juga masih cukup memprihatinkan dilihat dari masih tingginya angka stunting (gizi buruk), dan pada tahun 2020 ini Kabupaten Magelang menjadi 16 Kabupaten prioritas di Jawa Tengah untuk penanganan stunting. Wakil Bupati Magelang, Edi Cahyana mengatakan, persoalan di bidang kesehatan sudah teridentifikasi melalui laporan dan paparan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Magelang. Menurutnya, yang menjadi persoalan adalah tentang bagaimana mengaplikasikan program dan kegiatan sehingga nantinya bisa menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. "Saya mengajak bapak ibu untuk bekerja dengan hati nurani. Coba bayangkan kalau persoalan tersebut menimpa anak kita," tandas Edi. Edi juga menggaris bawahi tentang perilaku hidup sehat masyarakat di Kabupaten Magelang yang dirasa masih harus diperhatikan. Menurutnya, perilaku hidup sehat di Magelang masih harus ditingkatkan kembali. "Contoh paling simpel, untuk makan sesuai dengan kebutuhan kalori saja masih tidak terkontrol. Terkadang makan juga masih terlalu banyak, kurang berolah raga, dan pola istirahat yang kurang baik," terang Edi. Pada kesempatan yang sama, Edi juga menyinggung tentang penyakit Corona yang sedang viral baru-baru ini. Menurutnya, di tahun 2020 akan ada banyak bakteri yang bermutasi. Hal ini karena kenaikan suhu bumi sebanyak 2 derajat celcius, sementara di Indonesia masih berkutat pada penanganan penyakit-penyakit lama yang seharusnya sudah bebas. "Di sisi lain kita masih saja membicarakan ODF, TBC ibarat itu merupakan penyakit-penyakit yang seharusnya kita sudah bebas dari itu," pungkas Edi. (cha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: