10 Pelajar Penyusup Demo Diamankan
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Sebanyak 10 orang pelajar diamankan aparat kepolisian. Mereka diamankan karena menjadi penyusup demo di Kedutaan Besar Prancis. Aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Prancis berlangsung tertib dan aman, Senin (2/11). Meski demikian ada 10 pelajar penyusup yang diamankan. "Tadi yang di Kedutaan Prancis ada, ada 10 orang, mereka kami amankan, ada beberapa yang kita cek, memang dia dari buruh bukan, ormas bukan," Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto, Senin (2/11). Dikatakannya, 10 orang yang diamankan masih usia pelajar. Bahkan pihaknya menemukan sebuah pistol mainan dari tangan para pelajar tersebut. "Intinya kita scanning karena tadi ada yang bawa pistol, pistol mainan. Memang mainan tapi kan nggak pada tempatnya dibawa ke tempat aksi seperti ini. Rata-rata pelajar di bawah 17 tahun semua," ujarnya. Heru menyampaikan, secara umum aksi unjuk rasa yang terjadi di Pantung Kuda Arjuna Wiwaha dan Kedutaan Besar Prancis berjalan kondusif dan tertib. "Aksi hari ini buruh cukup tertib ya. Mereka cukup komitmen, rapi, bahkan mereka mengikuti aturan yang ada. Alhamdulillah aksi hari ini berjalan dengan baik," katanya. "Demikian juga beberapa elemen dari Islam alhamdulilah sampaikan aspirasi dengan baik dan tertib. Mereka sudah bubar juga jadi arus akan segera kami buka," tambahnya. Senin (2/11), ada dua aksi di kawasan Jakarta Pusat yaitu di Patung Kuda Arjuna Wiwaha dan Kedutaan Besar Prancis. Massa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha berasal dari elemen buruh, sedangkan massa di depan Kedutaan Besar Prancis berasal dari elemen sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus telah mengingatkan kepada pengunjuk rasa agar mewaspadai terhadap provokator yang menyelusup untuk membuat kericuhan di tengah-tengah aksi. "Kami berharap teman-teman koordinator lapangan bisa menjaga massanya agar jangan sampai masuk provokator-provokator yang coba nanti berbuat kerusuhan," katanya. Yusri juga mengatakan pihak kepolisian telah menyiapkan langkah preventif dengan menurunkan personelnya untuk melakukan penjagaan terhadap jalannya aksi dari ulah penyusup yang ingin memancing keributan. Untuk pengamanan aksi demo, Polda Metro Jaya menyiagakan 7.766 personel gabungan, serta menyiapkan sebanyak 8.000 personel cadangan gabungan dari unsur TNI-Polri dan pemerintah daerah seperti Dishub, Satpol PP hingga pemadam kebakaran telah ditempatkan di kawasan Monas. Mogok Nasional Pada aksi demo di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha dan Bundaran Bank Indonesia, para buruh menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam orasinya mengatakan KSPI bersama beberapa serikat buruh lainnya menuntut pencabutan UU Cipta Kerja dan meminta pemerintah menaikkan upah minimum tahun 2021. “Ini peringatan sangat keras bagi pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya,” serunya. Dia mengatakan buruh mengancam akan mogok kerja sesuai dengan hak buruh yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Namun, sebelum mogok, buruh akan berunding terlebih dahulu dengan pihak manajemen soal upah selama dua pekan. “Apabila 3 kali perundingan tidak sepakat maka kita nyatakan deadlock,” ujar dia. Jika itu terjadi, pihaknya akan mengeluarkan instruksi resmi yang ditujukan kepada pengurus organisasi pekerja di seluruh Indonesia untuk mogok nasional. Para pengurus itu, akan diminta membuat surat pemberitahuan mogok. “Harus konstitusional,” ucap dia. Dalam upaya penolakan terhadap UU Cipta Kerja, para serikat buruh juga akan mengajukan judicial review kepada Mahkamah Konstitusi. Selain itu, Said mengatakan pihaknya juga akan mengajukan legislative review. Sementara demo di Kedutaan Besar Prancis, Ketua Umum Persaudaraa Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengapresiasi kecamanan Presiden Jokowi terhadap Macron. Namun, akan lebih bagus jika Jokowi menyerukan rakyat Indonesia memboikot produk Prancis. "Bagus senang mendengarnya, akan lebih bagus jika Jokowi menyerukan rakyat Indonesia boikot produk Prancis," ujarnya.(gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: