40 Persen Air Sungai Tercemar
WONOSOBO – Sebanyak 40 persen air sungai di Kabupaten Wonosobo masuk kategori tercemar. Padahal Wonosobo merupakan daerah konservasi, posisinya di hulu. Maka, ada kewajiban melakukan pelestarian. Hal ini aagar secara kuantitas dan kualitas terjaga, tidak tercemar. “Saya kira arah kita menuju ke sana ya, tidak menjadikan sungai sebagai tempat sampah. Tapi, menjaga agar air sungai menjadi bahan baku untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ungkap Kepala DLH Wonosobo, Supriyanto, kemarin usai pembukaan Pekan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di pinggir Sungai Serayu, jembatan Krasak Selomerto. Menurutnya, kualitas dan kuantitas air sungai di Wonosobo yang masih dalam kategori baik sebanyak 60 persen. Sedangkan sisanya, 40 persen sudah tercemar. Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah dari dinas terkait untuk memperbaiki atau mengurangi. “Kita akui masih punya pekerjaan rumah. Terkait pencemaran sungai, ada limbah sanitasi, industri rumah tangga. Dan, pola tanam kita, penggunaan pestisida sangat tinggi, sehingga mencemari sungai,” katanya. Sementara itu, berkaitan dengan menurunnya kuantitas air sungai di Wonosobo, tidak lepas dari kondisi kerusakan alam. Ada kerusankan lingkungan yang menyebabkan ribuan mata air yang hilang, penyebabnya salah satunya galian C yang ekploitatif dan tidak teratur. Sehingga, aliran mata air terputus, bahkan mata air hilang. “Kita pernah sampaikan laporan dalam Kongres Sungai, maka arahnya kita lakukan pengendalian galian C, alih fungsi lahan juga berpengaruh,” imbuhnya. Dijelaskan oleh mantan kepala DPU itu, saat ini terdapat sekitar 2.000 mata air yang menghilang. Namun, yang paling berdampak terhadap hilangnya sumber mata air itu ada di Kecamatan Kertek. Sebab, di sana luasan tanah yang digunakan khusus untuk pengembangan usaha galian C itu besar. “Terus terang karena memang di Kecamatan Kertek ini galian C itu luar biasa. Sehingga disana terjadi pengurangan bahkan debit mata air mati. Jadi pentingnya memahamkan kesadaran ini yang saat ini mesih kita terus gelorakan,” tuturnya. Sementara itu, Bupati Wonosobo, Eko Purnomo mengaku dengan dibantu para penggiat lingkungan hidup telah berkomitmen untuk terus menjaga kelestarian alam. Komitmen itu sudah dituntunjukan dalam beberapa perda yang diterbitkan. “Kami tentu berterima kasih adanya partisipasi dari penggiat lingkungan dan komunitas pemancing yang getol menjaga kelestarian sungai, agar bebas sampah dan menjaga ikan endemis tidak punah,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: