793 Warga di Kota Tegal Positif TBC

793 Warga di Kota Tegal Positif TBC

MAGELANGEKSPRES.COM,SEPANJANG 2019, Dinas Kesehatan Kota Tegal berhasil menjaring sebanyak 793 penderita Tuberculosis (TBC-red). Capaian tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh terhadap 2.253 warga Kota Tegal yang terduga (suspect-red) mengidap TBC. Kepala Dinkes Kota Tegal dr Sri Primawati Indraswari menjelaskan, dengan mengimplementasikan metode ‘Temukan, Obati Sampai Sembuh (TOSS)’ terbukti efektif. Sebab, berdasarkan penjaringan di 27 kelurahan menunjukkan keberhasilan positif sepanjang 2019 dalam pemetaan penderita TBC. Yakni, 361 perempuan dan 432 laki-laki usia produktif termasuk 160 diantaranya masih kategori anak-anak. "Total temuan kasus TBC, terbagi menjadi dua yakni 75 kasus lama (2018-red) dan 718 kasus baru yang ditemukan sepanjang 2019," terangnya. Dalam temuan kasus TBC, kata Prima, meliputi Baksil Tahan Asam (BTA) sebanyak 306 kasus, kemudian BTA Negatif Rontgen Positif 163 kasus, anak-anak 160 kasus, ekstra paru 89 kasus dan 75 kasus TBC MDR. Bahkan, angka keberhasilan kesembuhan penderita TBC hingga akhir 2019 sudah mencapai 81,5 persen dari target yang ditentukan 80 persen. Menurutnya, melalui penjaringan Metode TOSS TBC semua penderita hingga saat ini sudah ditangani medis. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Imam Syahadat mengatakan, terkait penanganan Metode TOSS TB juga terus diintensifkan bagi semua penderitanya. Yakni, menjalani pengobatan dengan jangka waktu enam hingga enam bulan yang wajib dilakukan secara tuntas. Sebab, jika tidak dilakukan dengan tuntas atau terputus akan memicu resistensi (Medical Drug Resistance). Terlebih, Kota Tegal sudah dilengkapi alat Tes Cepat Molekuler (TCM) sebagai upaya deteksi dini TBC. "Penanganan TBC di Kota Tegal, sudah canggih di RSUD Kardinah dan BP4 atau klinik paru masyarakat karena menggunakan TCM yang akurat," ujarnya. Imam menambahkan, dengan peningkatan pelayanan kesehatan di semua faskes Kota Tegal dan Rencana Aksi Daerah. Sehingga, temuan kasus TBC ditargetkan dapat dieliminasi pada 2030 mendatang. (syf/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: