90 Persen Kematian Pasien Covid-19 karena Komorbid. Ini yang Dilakukan Pemkot Magelang
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Sejak tahun 2020 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang mendata orang dengan penyakit penyerta atau komorbid yang seringkali lebih rentan terkena Covid-19 dengan gejala berat. Pendataan tersebut dilakukan untuk mempermudah penanganan khusus sehingga risiko buruk dapat dihindari. Kabid Pelayanan Sumber Daya Kesehatan (PSDK) Dinkes Kota Magelang dr Istikomah mengatakan bahwa sekitar 90 persen kematian pasien Covid-19 disebabkan oleh kondisi komorbid. “Sudah diketahui bahwa pasien Covid-19 dengan gejala berat hingga kematian memiliki penyakit bawaan yang sudah ada sebelumnya. Itu jika mengacu pada penelitian tingkat nasional dan internasional,” kata dr Istikomah, kemarin. Ia menjelaskan, penyakit bawaan seperti hipertensi maupun diabetes membuat daya tahan tubuh penderita menjadi lebih rendah. Sedangkan penyakit lainnya seperti jantung dan paru menyebabkan fungsi organ menurun hingga berisiko menyebabkan kematian. “Pasien dengan komorbid akan lebih rentan mengalami gejala berat seperti sesak napas yang berakibat pada kegagalan napas,” ujarnya. Karenanya dia menganjurkan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dengan komorbid dalam menerapkan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Protokol kesehatan dan 3M adalah kunci pencegahan penularan terhadap orang dengan komorbid. Selain itu, mereka juga perlu merawat penyakit bawaannya dengan berkonsultasi ke dokter,” katanya. Selain itu, masyarakat dengan komorbid harus menjaga pola hidup sehat, meningkatkan imunitas dengan tidur cukup, minum multivitamin, dan menjaga diri agar terhindar dari stres. Masyarakat diimbau untuk mengetahui kondisi kesehatannya khususnya penyakit bawaan yang diderita agar dapat segera ditangani dokter. “Sebab banyak ditemukan penderita Covid-19 yang tidak menyadari bahkan belum tahu bahwa dirinya memiliki penyakit bawaan,” jelasnya. Dia juga meminta masyarakat tidak menyepelekan varian Omicron meski di sejumlah penelitian mengemukakan bahwa varian ini tingkat fatalitasnya rendah. “Memang jika virus sudah bermutasi itu tingkat risikonya akan menurun, tapi penyebarannya justru semakin cepat berkali-kali lipat dibandingkan virus pertamanya. Itu terbukti di Kota Magelang Alhamdulillah tidak ada kasus kematian sejak 6 bulan terakhir,” kata dia. Berdasarkan laman https://covid19.magelangkota.go.id per 18 Februari 2022 kasus di Kota Magelang melonjak tajam. Bahkan menjadi yang terbanyak sejak pandemi pertama kali masuk pada Maret 2020 silam. Hingga saat ini tercatat 401 kasus aktif Covid-19 sehingga totalnya telah mencapai 7.080. Dari jumlah itu sebanyak 6.362 dinyatakan sembuh dan 317 orang meninggal dunia. Sementara jumlah pasien isolasi terpusat di Hotel Borobudur Indah turut menurun seiring dengan banyaknya warga yang telah usai menjalani isolasi. Sebanyak 59 pasien masih menjalani isolasi di isoter tersebut, dan masih tersisa 4 kamar atau 8 lebih tempat tidur. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: