ABK asal Batang Kritis di Taiwan
BATANG – Winanto (30), warga Dukuh Seturi, Kelurahan Karangasem Utara, Kabupaten Batang, menjadi satu di antara korban runtuhnya jembatan di Kota Nanfangao, Yilan, Taiwan, Selasa (1/10) sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Ia yang menjadi Awak Buah Kapal (ABK) “Shin Tair Sheng 33” milik Jian Sing Seh, warga Taiwan, tertimpa reruntuhan jembatan, ketika kapal sedang mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM). Akibatnya, ia dikabarkan kritis dan sedang dirawat di Saint Mary's Hospital di Luodong Branch, Yilan, Taiwan. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Batang, Tulyono, melalui Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Suparmin, membenarkan kabar tersebut. “Ya, kami telah melaporkan peristiwa tersebut ke Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Provinsi Jawa Tengah. Kami mengetahui peristiwa tersebut setelah menerima pengaduan dari pihak keluarga korban,” terangnya saat dihubungi Rabu (10/10) kemarin. Diketahui, Winanto mengalami luka cukup serius. Bahkan, sampai saat ini kondisinya kritis tak sadarkan diri dan masih mendapatkan perawatan intensif di RS Taiwan. “BP3TKI sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah di Taiwan. Seluruh biaya perawatan korban Winanto di RS sudah dicover seluruhnya oleh pemerintah Taiwan. Sehingga pihak keluarga korban tidak usah khawatir,” pesan Suparmin. Disnakertrans sendiri belum mendapatkan perkembangan informasi terkini soal kondisi Winanto. Namun, pihak keluarga menyatakan siap terbang ke Taiwan, setelah mendapat jaminan pembiayaan dari perusahaan kapal. “Kemarin pihak keluarga meminta surat rekomendasi untuk pembuatan pasport. Namun, saya tunggu hingga hari ini, belum juga datang lagi,” katanya. Berdasarkan keterangan dari kakak kandung korban, yakni Eko Pranyoto, Winanto bekerja di sebuah kapal penangkap ikan di Taiwan, melalui PT Wahana Karya Suplai Indonesia, Bekasi. “Korban bekerja sebagai ABK sejak 2014. Sudah tiga kali berturut turut dia mengurus berkas dengan beda PT dan tidak lewat Kabupaten Batang,” terang Suparmin. Eko Pranyoto sendiri terus berkomunikasi dengan rekan adiknya yang selamat, Yoyan. Saat kejadian, 3 dari 12 ABK kapal tempat adiknya bekerja menjadi korban luka atau tewas. Winanto adalah salah satu yang selamat. “Adik saya dirawat di Saint Mary's Hospital sejak 1 Oktober yang lalu. Hingga Minggu (6/10) kemarin adik saya belum juga sadarkan diri,” ucapnya. “Hampir setiap saat saya berkomunikasi lewat video call dengan Yoyan, dan saya bisa melihat adik saya yang terbaring dengan alat bantu pernapasan dan peralatan medis lainnya. Saya berharap semoga adik saya cepat sembuh,” lanjut Eko. Eko berencana berangkat ke Taiwan secepatnya. Dia mengurus paspor di perwakilan kantor Imigrasi Batang. “Kami sekeluarga sudah berkomunikasi dengan pihak managemen kapal. Mereka berjanji akan membeayai adik saya hingga sembuh, bahkan saya dan keluarga diminta untuk segera terbang ke Taiwan. Masalah ongkos ke sana akan ditanggung oleh perusahaan. Saya masih menunggu kontak dari perwakilan Pemerintah RI di sana. Begitu pasport selesai, secepatnya kita berangkat,” jelasnya. (fel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: