Ada Covid-19, PLN Diprediksi Rugi Rp7 Triliun

Ada Covid-19, PLN Diprediksi Rugi Rp7 Triliun

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Di tengah wabah virus corona atau Covid-19, PLN diprediksi mengalami kerugian yang cukup besar sekitar Rp7 triliun. Hal ini karena, pertumbuhan ekonomi yang rendah bakal menggerus penggunaan listrik. Seperti yang disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa Mulyana. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang minus bakal berdampak pada pertumbuhan listrik. "Saat ini ada wabah Covid-19. Artinya pertumbuhan energi listrik akan semakin rendah. Pun, andaikata pertumbuhan ekonomi minus otomatis pertumbuhan listrikpun akan rendah," kata dia, kemarin (19/4). Menurut dia, ditambah adanya kebijakan stimulus yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat keluarga miskin. Yakni untuk golongan 450 VA dan 50 persen bagi pelanggan 900. Insentif tersebut, kata dia, akan meningkatkan kerugian perusahaan listrik negara itu. "Saya memperkirakan kerugian PLN lebih dari Rp7 triliun," ujarnya. Selama ini, lanjut dia, pendapatan PLN terbesar dari penjualan listrik. Akan tetapi dalam kondisi seperti ini, maka konsumsi listrik tentunya berdampak pada keuangan PLN. Rincian dia, daerah yang turun penggunaan listrik adalah Jawa, Madura, dan Bali. "Wilayah ini karena banyak industri, komersial atau bisnis, dan lain-lainnya. Jadi prosentasenya lebih besar dibandingkan wilayah lainnya," tutur dia. Adapun, menurut dia, salah satu agar bisa mengurangi kerugian PLN maka pembelian minyak dan gas harus dikurangi. Hal ini akan mengurangi pengeluaran PLN untuk pembakit berbahan bakar minyak dan gas. "Namun di sini saya melihat, pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan BUMN tak akan membantu masalah keuangan yang ada di PLN," ucap dia. Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana memastikan stimus yang diberikan kepada kelompok pelanggan 450 VA dan 900 Sela tiga bulan tak akan menyebabkan PLN merugi. Sejak 1 April 2020 insentif tersebut secara bertahap dilakukan kepada sekitar lebih dari 24 juta pelanggan. Insentif dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat yang terdampak virus corona. Untuk insentif sendiri, pemerintah mengucurkan dari dana APBN dengan total Rp110 triliun. Sementara itu, Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini mengatakan pandemi Virus Corona saat ini berdampak pada power utility yakni dari sisi penjualan kilo watt hour (KWh). Dengan demikian, permintaan listrik yang lebih rendah ini karena pembatasan perkantoran, bisnis, industri komersial dan manufaktur. "Kondisi sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi yang mengalami penurunan," ujar dia. Dia menyebutkan, untuk sistem Jawa-Bali pada pekan kedua April terjadi penurunan -9,55 persen dari periode yang sama tahun lalu.(din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: