Babad Dieng Ajang Promosi Wisata Budaya

Babad Dieng Ajang Promosi Wisata Budaya

WONOSOBO – Sebanyak 8 desa di kawasan Dieng, Kecamatan Kejajar bersama Pemkab Wonosobo akan menggelar sebuah even budaya akbar bertajuk Babad Dieng 2019. Agenda yang akan dimulai sejak Sabtu (31/8) hingga Minggu (1/9) tersebut melibatkan Desa Dieng, Sikunang, Sembungan, Jojogan, Parikesit, Patakbanteng, Campursari, Igirmranak dengan berbagai event termasuk Jamasan Pusaka Nusantara. “Ini sebagai salah satu upaya percepatan pengembangan pariwisata  sekaligus mengangkat ikon dan ciri khas Wonosobo dan juga merupakan event tahunan dengan serangkaian kegiatan budaya yang mengangkat tradisi  budaya yang berada di  kawasan wisata Dieng khususnya 8 delapan desa,” ungkap Bupati Eko Purnomo memimpinKonferensi Pers bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kemarin (27/8). Dijelaskan, even ini merupakan salah satu strategi promosi  pariwisata melalui pelestarian budaya dengan mengenalkan budaya khas Dieng di nasional dan internasional sekaligus upaya  meningkatkan jumlah wisatawan. Even yang sekaligus mengawali agenda Suran tersebut lahir dari kolaborasi berbagai pihak termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo, Kecamatan Kejajar, Perum Perhutani, BKSDA, PT. Geodipa Energi, PT. Indonesia Power, dan PT.Alam Indah Bonbin lestari. “Even ini sudah dimasukan ke dalam agenda pariwisata tahunan Provinsi Jawa Tengah dengan menggali akar peradaban sejak  zaman  kapitayan yaitu periode sebelum masuknya agama Hindu di Dieng yang diteruskan dengan penjelajahan pada peradaban Hindu zaman Kerajaan Mataram Kuno  sampai pada peradaban Buddha yang dilanjutkan dengan masuknya Islam ke Tanah Jawa (Dieng),” imbuhnya. Harapannya, sisi penggalian alur sejarah kejayaan ini diharapkan bisa menginspirasi masyarakat Wonosobo agar mempunyai kebanggaan terhadap daerahnya. Sehingga, menjadikan semangat untuk membangun Wonosobo menjadi lebih baik. “Rangkaian acara Babad Dieng akan dimulai dengan pengambilan air suci di Tuk Bimo Lukar, Jamasan Pusaka Nusantara, Prosesi Ruwat Sukerta, Ruwat Rambut Gembel dan dipuncaki dengan sajian Sendratari Mahakarya Di-Hyang. Even juga dirangkaikan dengan Tradisi Baritan dan Kembul Bujana sebagai perwujudan rasa syukur akan anugrah alam Dieng yang begitu subur,” jelas Kepala DInas Pariwisata dan Kebudayaan One Andang. Dikatakan Andang, untuk mengangkat keaslian budaya Dieng, semua peserta akan menggunakan atribut-atribut pakaian sesuai masa lalu yang menjadi kearifan lokal. Pengunjung umumpun diharapkan untuk bisa mengenakan atribut-atribut budaya Dieng sehingga betul-betul dapat merasakan semangat dan suasana budaya masa kejayaan Dieng. “Babad Dieng 2019 akan dilaksanakan di lokasi Tuk Bimo Lukar (pengambilan air suci dan ruwat sukerta) hingga Taman Syailendra. Prosesi kirab dan arak-arakan dari Tuk Bimo Lukar akan dilaksanakan secara serempak secara simultan melibatkan masyarakat 8 Desa di Dataran Tinggi Dieng. Ada juga Sajian Sendratari Mahakarya Di-Hyang sebagai puncak acara,” imbuhnya. Berbagai sajian kesenian khas Dieng berupa Rodad, lengger punjen, warokan, sholawat jawa, angguk dan kuda kepang yang merupakan kesenian yang sudah mengakar di masyarakat. Di rangkaian even, Carica dan Purwaceng sebagai potensi endemik khas Kawasan Dataran tinggi Dieng juga akan disajikan secara gratis bagi para pengunjung sembari melihat stand-stand potensi wisata masing-masing desa yang terlibat. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: