Bagaimana Menjaga Waktu di Bulan Ramadhan? Ini Caranya...
MAGELANGEKSPRES.COM - Kaum muslimin yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota Grup Islam Sunnah yang semoga selalu dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah Pesan Indah Ramadhan. Pada pesan kali ini (temanya) adalah \"Kunci Sukses Ramadhan: Menjaga Waktu\". Tidak terasa tiga hari sudah Ramadhan berlalu seakan-akan baru kemarin kita masuk bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah ini. Dan pastinya akan selalu seperti itu; matahari akan terbit, tenggelam, terbit, tenggelam lagi, terbit, tenggelam lagi, tanpa ada yang bisa menghentikannya kecuali Rabb-Nya matahari. Maka hati-hati, waktu akan terus berlalu, tidak ada yang bisa menghentikannya. Entah anda di dalam bulan Ramadhan ini beramal saleh ataupun bermaksiat. Ramadhan harinya tidak akan pernah berhenti menunggu anda untuk beramal saleh. Tidak. Ramadhan harinya tidak akan pernah heran saat anda di dalam bulan Ramadhan tetap bermaksiat. Tidak akan pernah heran. Maka saya ingin mengatakan pada kesempatan kali ini, salah satu kunci sukses menggapai berkah Ramadhan adalah dengan mengatur waktu sebaik-baiknya, digunakan waktunya hanya untuk ibadah dan hal-hal yang bermanfaat. Dan ingat, Ramadhan kita entah itu 29 hari atau 30 hari, tidak akan pernah lebih. Tiga hari sudah kita lewati, berarti dari mulai hari ini kalau seandainya 29 hari cuman 26 hari lagi. Kalau seandainya dia 30 hari cuman 27 hari lagi dan terus berkurang, terus berkurang. Maka hati-hati! Bolehlah tiga hari pertama seseorang mungkin masih leha-leha, masih menganggap Ramadhan biasa-biasa saja. Akan tetapi mulai hari ini harus lebih baik daripada sebelumnya. Coba perhatikan para ulama. Saya akan membacakan pada kesempatan kali ini perkataan-perkataan para ulama yang menggugah hati untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya di dalam Ramadhan. Contohnya misalkan, perkataan ulama salaf, sahabat Nabi Abdullah bin Mas’ud Abu Abdirrohman radhiyallahu anhu. Beliau mengatakan: مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ نَدَمِي عَلَى يَوْمٍ غَرَبَتْ فِيهِ شَّمْسُهُ نَقَصَ فِيهِ أَجَلِي وَلَمْ يَزِدْ فِيهَا عَمَلِي. Yang artinya: \"Aku tidak pernah menyesal terhadap sesuatu apapun seperti penyesalanku terhadap suatu hari yang hari itu terbenam mataharinya, berarti umurku berkurang tetapi amalanku tidak bertambah.\" Maka hati-hati Ramadhan, jangan sampai waktu berlalu sedangkan kita santai-santai bahkan naudzubillah mengerjakan yang tidak bermanfaat atau cenderung kepada dosa dan maksiat. Lihat perkataan yang lain, seorang tabi’in terkenal bertemu dengan Abu Hurairah dan yang lainnya, Al-Hasan bin Al-Yasar Al-Bashri rahimahullah. Beliau mengatakan: أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانُوا عَلَى أَوْقَاتِهِمْ أَشَدَّ مِنْكُمْ حِرْصًا عَلَى دَرَاهِمِكُمْ وَدَنَانِيرِكُمْ. \"Aku mendapati suatu kaum (yaitu para sahabat, karena beliau bertemu dengan para sahabat) mereka lebih gigih menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya, lebih gigih dibandingkan kalian (yang) sangat memperhatikan emas dan perak kalian.\" Itulah kebiasaan para salafus saleh, para sahabat. Terutama di dalam bulan Ramadhan ini kita harus benar-benar menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Kemudian perhatikan juga perkataan dari Ibnul Jauzi rahimahullah, dinukilkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab beliau Fathul Bari. Ibnul Jauzi ulama Islam abad ke-6 H, beliau mengatakan: مَنِ اسْتَعْمَلَ فَرَاغَهُ وَصِحَّتَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ فَهُوَ الْمَغْبُوطُ. \"Barang siapa yang menggunakan waktu luangnya di dalam ketaatan kepada Allah dan waktu sehatnya di dalam ketaatan kepada Allah, maka dia adalah orang yang pantas untuk di-iri-i.\" Anda di dalam bulan Ramadhan seperti ini salah satu yang patut kita iri-i. Yang boleh di-iri-i adalah orang sehat menggunakan kesehatannya untuk taat kepada Allah, orang lapang waktu menggunakan kelapangan waktunya untuk taat kepada Allah. وَمَنِ اسْتَعْمَلَهَا فِي مَعْصِيَةِ اللهِ فَهُوَ الْمَغْبُونُ. \"Dan barang siapa yang menggunakannya di dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia orang yang sangat merugi.\" لِأَنَّ الْفَرَاغَ يَعْقُبُهُ الشُّغْلُ وَالصِّحَّةَ يَعْقُبُهُ السَّقَمُ. Kenapa demikian? Kenapa tertipu? Karena waktu luang pasti setelahnya ada waktu sibuk; waktu sehat pasti setelahnya ada waktu sakit. Maka jangan selalu kita merasa selalu punya waktu luang, selalu kita merasa selalu punya sehat, tidak. Maka ahibbaty hafidzakumullah, Imam Ibnu Qoyyim al-Jauzi rahimahullah di dalam kitab beliau Al-Fawaid mengatakan: إِضَاعَةُ الْوَقْتِ أَشَدُّ مِنَ الْمَوْتِ. \"Menyia-nyiakan waktu lebih dahsyat daripada kematian seseorang.\" لِأَنَّ إِضَاعَةَ الْوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الْآخِرَةِ وَالْمَوْتَ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَأَهْلِهَا. \"Karena menyia-nyiakan waktu memutus engkau dari Allah dan juga pahala di akhirat, sedangkan kematian memutusmu dari dunia dan juga dari penghuni dunia saja.\" Maka hati-hati. Para ulama salaf mengatakan: مِنْ عَلَامَاتِ الْمُقْتِ إِضَاعَةُ الْوَقْتِ. Ini perhatikan di pesan saya terakhir. Lihat anda di bulan Ramadhan ini, sedang dimurkai oleh Allah atau sedang dirahmati oleh Allah. Lihat penggunaan waktu anda, apakah untuk amal saleh atau tidak. Para ulama salaf terdahulu mengatakan: \"Termasuk tanda kemurkaan adalah menyia-nyiakan waktu.\" Silahkan cek masing-masing terhadap diri kita masing-masing, saya sebelum para saudara-saudari sekalian, apakah kita termasuk orang yang diridhai oleh Allah atau yang dimurkai oleh Allah? Lihat bagaimana penggunaan waktu kita. (Disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zaenuddin Al Banjary dalam kajian online GIS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: