Bangun Kebersamaan, Tingkatkan Kesejahteraan
MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Bupati Temanggung M Al Khadziq mengajak, pelaku pertembakauan dari hulu ke hilir Temanggung untuk duduk bersama. Sebab dalam dunia pertembakauan semua saling terkait. Permintaan tersebut disampaikan oleh bupati saat \'Wiwit Mbako Merti Bhumi Phala\' di alun-alun Temanggung Sabtu (27/4) kemarin. Selain ribuan petani dari seluruh wilayah Temanggung hadir juga mantan Bupati Temanggung, KH Hasyim Afandi; Kapolres Temanggung, AKBP Wiyono Eko Prasetyo; Dandim 0706/Temanggung, Letkol Inf AY David Alam, serta perwakilan forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) lainnya. Menurutnya, tujuan utama dari ‘Wiwit Mbako Merti Bhumi Phala\' membangun kebersamaan antara para petani, pedagang, garder, serta pabrikan tembakau. Sehingga kedepan tembakau bisa kembali menjadi primadona masyarakat Temanggung. “Hari ini, kita berdiri sama tinggi duduk sama rendah, antara petani, pedagang, grader, industri tembakau dan pemerintah. Kita makan ingkung bareng, disertai niat untuk memperbaiki dunia pertembakauan di Temanggung,” ujarnya. Dituturkan Khadziq, satu sama lain dalam dunia pertembakauan saling terkait, berkelit kelindan. Tak bisa berdiri sendiri-sendiri. Petani membutuhkan pedagang, grader. Sebaliknya, pabrik rokok juga membutuhkan mereka semua. Menurutnya, dunia pertembakaun Temanggung saat ini semakin hari semakin menurun akut, tak menguntungkan semua pihak. Itu lantaran tak ada kerja sama yang baik, masing-masing saling salah-menyalahkan antar unsur dalam dunia pertembakauan. “Ayo, sama-sama instrospeksi. Mungkin di kalangan petani ada yang tidak pas, di kalangan pedagang juga ada praktik-praktik culas, atau dari kalangan grader dan industri demikian pula. Mari kita luruskan bersama-sama,” ajak orang nomor satu di Temanggung ini. Ia berharap dengan adanya acara ini para petani dan pedagang serta grader bersama-sama mempunyai niat, tekat dan sama-sama punya langkah konkrit untuk memurnikan tembakau Temanggung. Menurut dia selama ini banyak tembakau Temanggung dicampur dengan tembakau dari luar Temanggung, dicampur dengan tembakau lama, dan dicampur dengan gula yang terlalu banyak sehingga kualitas tembakau Temanggung tidak seperti zaman dulu lagi. Sementara itu, sejak pagi buta Puluhan ribu orang serta ribuan tumpeng lengkap dengan ingkung, tumpah ruah dalam gelaran \'Wiwit Mbako Merti Bhumi Phala\' di alun-alun Temanggung. Acara dimulai dengan kirab dua gunungan: gunungan tembakau dan gunungan hasil bumi lainnya. Kirab dimulai dari komplek kantor Bupati Temangung melewati Tugu Jam, Pasar Kliwon, dan berakhir di panggung utama di sisi utara alun-alun Kota Tembakau. Gunungan tembakau berada di iringan depan. Bupati Temangung, M. Al Khadziq dan Wakil Bupati Temanggung, R Heri Ibnu Wibowo, tampak turut memikul gunungan tembakau, di deretan paling depan. Seorang warga yang turut tumpah ruah di alun-alun, Ngatemin (45), mengaku sudah sejak pagi, sebelum matahari naik setinggi galah, telah tiba di alun-alun. Ia bersama rombongan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Tani Manunggal dari kampungnya, Dusun Kwadungan Tritis, Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu. “Tadi berangkat bareng, rombongan, 50 orang. Bawa lima tumpeng komplet dengan ingkung ayam jantan,” ucap Ngatemin. Diakui, ia rela datang mengikuti \'Wiwit Mbako Merti Bhumi Phala\' untuk istighosah dan doa bersama. Meski diakuinya, acara serupa sudah dilaksanakan di kampungnya, saat hendak menanam tembakau, belum lama ini. “Semoga nanti panen melimpah dan berkah. Harga bagus, sehingga petani bisa sejahtera,” tuturnya. Usai arak-arakan dua gunungan sampai di panggung utama, KH. Haidar Muhaimin, memimpin istighosah dan mujahadah. Selanjutnya, M Al Khadziq memberikan sambutan. Serta, ditutup dengan tausyiah dan doa dari KH Hasyim Afandi. Acara ditutup dengan rebutan gunungan oleh masyarakat yang hadir di alun-alun.(Set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: