Bansos Beras Sasar  44.380 KK Program PKH

Bansos Beras Sasar  44.380 KK Program PKH

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Pandemi covid-19 menjangkiti penduduk dunia. Termasuk di Indonesia. Bukan hanya merupakan krisis kesehatan, tapi juga krisis kemanusiaan, ekonomi dan sosial. Seluruh segmen populasi, terlebih kelompok masyarakat miskin, lansia, penyandang disabilitas, kalangan muda dan masyarakat adat terpencil paling kena dampaknya sehingga angka kemiskinan meningkat. Kementrian Sosial Republik Indonesia melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Wonosobo dan Perum Bulog Wonosobo  menggelontorkan beras kepada 44.380 kepala keluarga yang menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di 15 kecamatan di Wonosobo. “Bantuan sosial berupa beras ini diberikan kepada peserta PKH yang merupakan masyarakat rentan.  Karena di dalamnya termasuk lansia disabilitas dan juga anak balita serta ibu hamil. Selain itu PKH juga dipastikan masuk dalam basis data terpadu yang memiliki pendamping dalam program itu,” ungkap Kepala Bidang Sosial Sumarno. Baca Juga Bertahan di Pandemi, FKPPI Buka Kios Berjualan Produk Kreasi Anggota Menurutnya, adanya pandemi ini masyarakat miskin paling merasakan dampaknya, karena pengurangan pegawai di beberapa sektor usaha. Berkurangnya lowongan pekerjaan dan terbatasnya pergerakan bagi buruh harian. Terlebih jika tidak ditangani dengan baik melalui kebijakan yang tepat maka ketidaksetaraan sosial, eksklusif sosial dan diskriminasi serta meningkatnya angka pengangguran berdampak pada kerawanan sosial. “Jika tidak ditangani dengan baik melalui kebijakan yang tepat maka ketidaksetaraan sosial, eksklusif sosial dan diskriminasi serta meningkatnya kerawanan sosial,” katanya. Sementara itu, Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagiyo mengemukakan bahwa bantuan sosial beras untuk masyarakat miskin memang sangat dibutuhkan di era pandemi covid 19. Bantuan tersebut juga meurpakan bagian dari jaring sosial dalam situasi krisis ekonomi. “Saya kira bantuan sosial beras untuk warga miskin ini memang sangat dibutuhkan dan bagian dari upaya pemerintah pusat dan daerah menekan dampak krisis dan pandemi,” ucapnya. Bantuan untuk warga miskin yang terdampak pandemi dan krisis sudah dilakukan oleh pemerintah secara berlapis, bantuan dari tingakat desa, kabupaten, provinsi hingga pusat. Semua itu diupayakan terus menyasar warga yang berbeda. Sehingga diharapkan tidak terjadi dobel bantuan. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: