Bappeda Kota Magelang Mulai Susun Teknoratik RPJMD
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang mulai membuka kajian terkait rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Rancangan teknoratis ini nantinya akan dikirim ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai dasar penyusunan visi dan misi calon walikota dan wakil walikota pada pemilihan kepala daerah (Pilkada). ”Pekan ini kita sudah kick off (mulai) untuk merancang dan mengkaji rancangan teknoratis RPJMD. Target kami bulan Juni 2020, melalui Badan Kesbangpol akan mengirimkannya ke KPU Kota Magelang,” kata Kepala Bappeda Kota Magelang, Joko Soeparno kepada wartawan, Rabu (26/2). Rancangan tersebut, katanya, belum menyematkan kebijakan politis. Sebab, nanti menjadi kebijakan walikota dan wakil walikota terpilih. ”Sekarang kita masih memetakan isu-isu strategis. Harapannya, dengan kami memetakan ini para calon nanti tidak keluar dari jalur, untuk memaparkan visi dan misinya,” jelasnya. Meski masih bersifat rancangan nonpolitis, Joko menyebut jika sejumlah isu sosial sudah diangkat. Ia menggarisbawahi beberapa masalah itu antara lain pengentasan kemiskinan, persampahan, dan air bersih. ”Kemiskinan masih menjadi isu strategis karena Kota Magelang masih punya sekitar 9.000 orang atau 7,4 persen dari seluruh penduduk, yang berada di bawah garis kemiskinan. Arti kemiskinan di sini adalah masyarakat yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan. Nah, nanti kebijakan dalam rancangan itu besar kemungkinan adalah pemberdayaan masyarakat,” ujarnya. Selain kemiskinan, Joko juga menyorot ihwal air bersih. Belakangan kekurangan air bersih menjadi keluhan terbesar masyarakat Kota Magelang. ”Tidak hanya persoalan di tubuh PDAM saja, tetapi juga langkah-langkah untuk mengantisipasi tingkat kebocoran air bersih di sejumlah sumber. Masalah ini juga akan kita angkat,” paparnya. Kemudian, soal persampahan, lanjut dia, tak kalah krusial karena volume sampah di Kota Sejuta Bunga tiap tahun selalu meningkat. Di dalam rancangan teknoratis, akan disematkan soal penanganan persampahan. ”Misalnya kita tuangkan nanti masalah pengurangan sampah plastik, pengolahan anorganik, 3R, dan pembangunan TPA regional. Meskipun soal TPA regional ditangani oleh pemerintah pusat dan provinsi,” ucapnya. Joko menuturkan bahwa sebagian besar rancangan teknoratis ini bukan berbentuk pembangunan secara fisik. Melainkan fokus terhadap pemberdayaan masyarakatnya. ”Pembangunan fisik merupakan hasil dari penanganan masalah sosial. Memang untuk rancangan awalnya adalah persoalan sosial dulu. Adapun pembangunan fisik itu menjadi alat untuk pengentasan atas persoalan-persoalan tersebut. Misalnya, Pemkot Magelang bangun Gelora Sanden, juga dalam rangka mewujudkan Kota Magelang sebagai Kota Jasa. Yang punya jasa di sini adalah masyarakatnya. Itulah yang diberdayakan,” pungkasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: