Belasan Rumah Rusak Parah Akibat Tanah Bergerak

Belasan Rumah Rusak Parah Akibat Tanah Bergerak

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- Bencana alam tanah bergerak terjadi di Desa Tegalsari Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo. Akibatnya, sebanyak 13 rumah mengalami rusak parah dan 2 di antaranya roboh. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Sutrisno MSi, menyebut musibah tanah bergerak terjadi  sejak Rabu (13/1) setar pukul 02.00 WIB. Tanah terus bergerak dan menyebabkan 2 fondasi rumah hancur hingga rumah ambruk pada Jumat (15/1) sore. Dua rumah yang roboh yakni milik Zainal Abidin dan Mad Yunus, sementara 11 lainnya yang mengalami kerusakan cukup berat yakni Nur Tawabin, Ali Sukron, Zaenudin, Wasilah, Jami, Saefudin, Kemah, Maksud, Isman, Mahmud, dan Muhdor. “Untuk memastikan keselamatan, seluruh warga terdampak sudah mengungsi di tempat yang lebih aman. Mereka mengungsi di rumah tetangga yang aman dari retakan tanah,” kata Sutrisno, usai mengunjungi lokasi, Jumat (15/1). Tanah labil di sekitar lokasi menyebabkan tanah bergerak dan terbelah. Retak dan amblesnya tanah membuat rongga yang cukup dalam. Menurutnya, kondisi tanah di sekitar lokasi memang cukup labil usai diguyur hujan deras beberapa hari terakhir. Selain itu, kondisi tanah berkontur miring di wilayah perbukitan juga menjadi pemicu tanah bergerak. Baca Juga Bencana Tanah Bergerak di Kepil, Puluhan Rumah Retak-retak Kondisi tersebut akan segera dilaporkan kepada Bupati, Gubernur hingga Pemerintah Pusat guna memastikan para warga terdampak mendapatkan hunian yang layak untuk ditempati. Dipastikan kondisi tanah saat ini tidak mungkin lagi untuk ditempati warga terdampak. “Sampai hari ini masih bergerak. Lokasi tersebut tidak mungkin ditempati lagi karena mungkin akan longsor. Tidak mungkin warga kembali menempati rumah yang kini telah rusak,” ungkapnya. “Ini yang harus dicari solusinya apa nanti hunian sementara, nanti kami laporkan kepada Bupati dan Provinsi, bahkan kepada pusat karena mereka (warga terdampak) segera harus mendapatkan solusi,” imbuhnya. Sutrisno menjelaskan, saat ini pihaknya dibantu pemerintah desa dan sejumlah relawan terus memantau perkembangan kondisi tanah di lokasi kejadian. Kerugian akibat kejadian tersebut ditaksir mencapi ratusan juta rupiah. “Kita membangun posko siaga bencana, darurat bencana. Ada dari desa, Tagana, kemudian Banser ada di sana masih siaga,” jelasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: