Bencana Kekeringan Makin Meluas

Bencana Kekeringan Makin Meluas

TEMANGGUNG – Bencana kekeringan di Kabupaten Temanggung semakin meluas dan memprihatinkan. Kondisi ini mengetuk hati para dermawan untuk saling membantu, salah satunya Nahdlatul Ulama (NU). Melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Temanggung disalurkan 25 tangki air bersih. Ketua NU Care LAZISNU MWC Temanggung, Apriadi mengatakan, sebanyak 25 tangki air bersih ini akan diberikan secara bertahap, tentunya akan diberikan kepada warga yang sudah sangat membutuhkan. “Total yang akan kami salurkan sebanyak 25 tangki, nantinya penyalurannya bertahap ke desa-desa yang sangat membutuhkan,” katanya di sela menyalurkan bantuan air bersih, kemarin. Menurutnya sampai saat ini LAZISNU Kabupaten Temanggung sendiri telah menyalurkan sedikitnya 147 tangki dengan total 735 ribu liter air bersih. “Penyaluran air bersih ini merupakan bentuk kontribusi kami terhadap bencana kekeringan yang dialami oleh saudara-saudara kita,” tuturnya. Selain itu dirinya juga berharap agar seluruh MWC NU dan lapisan masyarakat di Kabupaten Temanggung bisa ikut serta membantu masyarakat yang dilanda bencana tahunan itu. “Harapan kita kotak infak NU yang telah kita kumpulkan itu bisa bermanfaar tidak hanya warga NU saja tapi seluruh lapisan masyarakat,” harapnya. Apriadi menjelaskan, bantuan ini berasal dari koin (kotak infaq) NU yang dikumpulkan oleh LAZISNU MWC NU Kecamatan Temanggung. Dari dana ini terkumpul sebanyak 25 tangki air bersih “Untuk hari ini ada 12 tangki yang kami salurkan ke Desa Ngadisepi, Desa Muncar Kecamatan Gemawang. Kemudian di Desa Batursari Kecamatan Kledung dan Desa Ngaditerto di Kecamatan Selopampang,” ucapnya. Sementara itu, Tuyono Kepala Dusun Muncar Kecamatan Gemawang mengaku sangat berterimakasih atas bantuan air bersih yang diberikan oleh LAZISNU tersebut. Dirinya juga mengaku jika baru kali ini mendapatkan bantuan air bersih selama musim kemarau tahun ini. “Selama dua bulan mengalami kekeringan, baru kali ini kami mendapatkan bantuan,” ucapnya. Menurutnya selama ini warganya hanya mengangandalkan sumber air Sungai Bulung yang debit airnya juga sangatlah kecil. Setiap hari selama 24 jam warga harus mengantri mendapatkan air bersih untuk memasak. Sedangkan untuk mencuci pakaian dan mandi maka warga harus menempuh jarak kurang lebih 1,5 km agar bisa mendapatkan air. “Untuk mencuci dan mandi warga mengambil air di tempat yang berbeda, jaraknya kurang lebih 1,5 km,” katanya. Tuyono berharap, bantuan serupa tidak hanya berasal dari warga NU saja, sebab selama musim kemarau ini warga di desanya dipastikan mengalami kekurangan air bersih. “Ada bantuan dari yang lain, agar kebutuhan air bersih bisa tercukupi,” harapnya. (set)          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: