Bersama-sama Memutus Mata Rantai Penyebaran COVID-19

Bersama-sama Memutus Mata Rantai Penyebaran COVID-19

MAGELANGEKSPRES.COM,PUSKESMAS Mertoyudan I Kabupaten Magelang merekayasa ulang alur pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam kaitan mencegah secara serius penyebaran makin luas serangan virus corona baru (COVID-19). Praktik rekayasa terkini pelayanan itu berlaku mulai awal pekan ini, Senin (23/3) lalu setelah kepala puskesmas memberikan pengarahan kepada seluruh staf medis, termasuk membicarakan pematangan rencana tersebut. Hal penting dan mendasari rekayasa ulang itu, supaya tempat pelayanan kesehatan masyarakat jangan sampai justru menjadikan tempat empuk virus yang muncul pertama di Wuhan, China, akhir Desember tahun lalu itu, makin menguatkan serangan terhadap setiap orang secara global. Kebijakan puskesmas setempat itu tidak lepas dari prosedur yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, tentang pentingnya pemisahan pelayanan pasien dengan gejala khusus, seperti deman, batuk, pilek, infeksi saluran pernapasan atas, dan sesak napas dengan pasien umum. Pelayan terhadap mereka, dalam situasi pandemi virus corona, harus dipisahkan dengan mereka yang mengalami gejala gangguan kesehatan secara umum serta pasien lainnya, seperti pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, ibu hamil, atau mereka yang hendak memperoleh keterangan sehat. Seluruh pasien yang tiba di puskesmas harus menjalani sejumlah prosedur, seperti \"screening\" (penyaringan) di pintu masuk, (pemeriksaan suhu badan, mencuci tangan dengan cairan pembersih yang telah disediakan, termasuk ketentuan penggunaan masker.) Baca Juga Cegah Penyebaran Corona, Sebagian Akses Masuk Kota Magelang Ditutup Pasien dengan gejala khusus mendapat pelayanan di ruangan bagian belakang Puskesmas Mertoyudan I yang sedianya untuk pelayanan rawat inap. Sampai sekarang unit itu belum membuka layanan karena izin operasionalnya masih dalam proses. Pasien dengan identifikasi pemeriksaan umum diarahkan masuk gedung induk puskesmas untuk mendapatkan pelayanan seperti biasa, antara lain memenuhi aturan antrean, namun dengan tempat duduk yang telah direkayasa pula terkait dengan pelaksanaan kebijakan \"social distancing\" (pembatasan sosial). Terhadap para petugas medis didukung kekuatan penuh personel lainnya pun dilakukan rekayasa ulang untuk pengaturan operasional pelayanan mereka kepada pasien puskesmas setempat. Mereka, selain memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien juga melakukan edukasi dan penyuluhan secara intensif terkait dengan pencegahan menyebaran pandemi COVID-19. Hal demikian dilakukan kepada pasien, baik yang berada di tempat tunggu gedung induk maupun rawat inap. Harapannya, baik pasien maupun pengunjung atau pengantar mengetahui secara lengkap dan memahami dengan baik virus corona dengan penyebaran dan pencegahannya. Setiap orang didorong untuk memiliki kemampuan secara baik dalam pencegahan dari serangan virus tersebut. Beberapa hal prioritas disampaikan sebagai edukasi yang harus dipahami dengan baik oleh pasien dan pengunjung puskesmas setempat, terkait dengan pentingnya setiap orang meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama dalam keluarga, melakuan secara rajin kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir. Selain itu, tentang pentingnya pemakaian masker, terutama untuk orang yang batuk dan flu, pemakaian cairan pembersih tangan (hand sanitizer) --terutama ketika bepergian--, berani menahan diri untuk tidak berjabat tangan terlebih dahulu, kesadaran untuk mengatur jarak dengan orang lain minimal satu meter, dan penerapan etika batuk, yakni menutup dengan tangan bagian dalam atau siku. Masyarakat juga diimbau untuk mematuhi ketentuan pembatasan sosial, terkait dengan menghindari pertemuan dengan banyak orang karena menjadi ladang subur bagi penularan virus corona. Tempat duduk di ruang tunggu Puskesmas Mertoyudan I juga diatur sedemikian rupa untuk memberi jarak aman, dengan tanda lakban berjarak satu meter antarpasien yang antre mendapatkan pelayanan. Mereka yang dengan terpaksa tidak mendapatkan tempat duduk pun, diharuskan menerapkan ketentuan jarak aman tersebut. Setiap hari, petugas puskesmas melakukan tiga kali penyemprotan disinfektan di setiap ruangan. Hal itu juga demi menjaga lingkungan pelayanan kesehatan terbebas dari penyebaran virus. Baca juga Tiga PDP di Kabupaten Magelang Meninggal Dunia Begitu juga dengan penempatan sarana cuci air dengan sabun dan penyediaan cairan pembersih tangan di berbagai lokasi publik, terutama di rumah sakit dan puskesmas. Sarana itu bukan untuk pajangan tetapi memang seharusnya dimanfaatkan secara proposional untuk membersihkan tangan secara rajin guna mengurangi dan mencegah penularan virus. Praktik rekayasa baru pelayanan kepada masyarakat di Puskemas Mertoyudan I juga terkait dengan penyediaan cairan pembersih tangan di pintu masuk tempat itu. Sejak beberapa waktu lalu, kampanye gerakan mencuci tangan menggunakan sabun gencar dikerjakan pemerintah baik secara langsung maupun melalui kelompok-kelompok masyarakat. Harapannya, mencuci tangan menggunakan sabun terpatri dan menjadi budaya masyarakat. Kampanye hal tersebut, antara lain dilakukan melalui pemasangan liflet, penyebaran poster, dan media tayang lainnya secara kreatif, seperti terobosan Puskemas Mertoyudan I melalui penciptaan gerak dan lagu yang menjadi bahan suguhan kepada pasien melalui tayangan edukasi kesehatan. Di berbagai sekolah dengan sasaran anak-anak juga digalakkan pembudayaan cuci tangan menggunakan sabun. Hal itu sebagaimana prakarsa Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dengan mendorong petugas sanitarian dan tenaga promosi kesehatan, sebagai garda terdepan promosinya, melalui Program Usaha Kesehatan Sekolah yang dikerjakan pihak puskemas secara berkala. Pekerjaan mencuci tangannya sendiri memakai sabun memang tampak sepele dan bahkan masih sering diabaikan. Kalau melihat manfaat penting mencuci tangan sebagai salah satu cara penting menjaga kesehatan, sekarang ini saatnya hal itu mendapatkan momentum untuk makin disadari oleh setiap orang. Jangan abai lagi dengan mencuci tangan menggunakan sabun, karena salah satu cara ampuh mencegah penyebaran virus. Serangan virus corona bukan saja terhadap orang yang lalu disebut pasien dengan kategorinya, seperti orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, terduga (suspect), atau positif, tetapi juga para tenaga medis pun tak lepas dari risiko terpapar. Kalangan petugas medis sama sekali tak mengharapkan warga berduyun-duyun sebagai pasien yang terdaftar terkena virus sehingga mereka berpentingan pokok menyadarkan persoalan penyebaran COVID-19. Ketika masyarakat banyak makin kuat kesadaran terhadap ancaman virus lalu secara mandiri dan bersama-sama mencegahnya, boleh jadi itulah dukungan timbal balik antara warga dan petugas medis. Pasien yang datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatannya, tidak bisa dihindari oleh tenaga kesehatan sehingga kalangan ini pun berada pada posisi risiko tinggi terpapar gangguan kesehatan dan tertular penyakit, termasuk virus corona. Dalam pelayanan sejak terjadi penyebaran virus corona, mereka dilengkapi penggunaan alat pelindung diri (APD), baik dalam memberikan tindakan medis maupun memperlakukan pasien dan klien yang datang ke puskesmas Baca Juga Tiga PDP di Kabupaten Magelang Meninggal Dunia Itu pun hanyalah salah satu prosedur kesehatan yang harus dilakukan kalangan petugas medis. Intinya mereka menolong pasien tetapi juga sekaligus terbebas dari sentuhan COVID-19. Nampaknya, tak ada yang bisa menggantungkan diri kepada siapa pun untuk terbebas dari pandemi virus ini, kecuali menjaga diri agar tidak jatuh sakit, menjaga daya tahan tubuh tetap prima melalui penerapan pola hidup bersih dan sehat. Hal-hal yang di luar setiap pribadi, baik yang berupa segala fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan, ataupun kebijakan pemerintah dengan regulasinya, sifatnya mendukung masyarakat tidak terpapar COVID-19, pasien untuk sembuh, setiap orang mendapatkan edukasi untuk pemahaman dan pencegahan diri dari penyebaran virus. Upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona baru ini, butuh langkah bersama. (*)(Ditulis oleh Wiwit Purwaningsih, Bidan Koordinator Puskesmas Mertoyudan I Kabupaten Magelang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: