Bripka David Peka Layani Disabilitas
Tak Sebatas Atur Lalu Lintas Anggota Polri dituntut untuk dapat menunaikan tugasnya dengan penuh totalitas. Tidak hanya fokus pada tugas pokoknya, melainkan juga harus peka terhadap kondisi sosial di lokasi bertugas. Potret itu ditunjukkan oleh salah satu anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Purworejo, Bripka David Aries Kurniawan. Meski bukan tindakan luar biasa, aksi spontanitas yang dilakukan patut menjadi teladan. Potret Totalitas Anggota Satlantas Tunaikan Tugas EKO SUTOPO, Purworejo Langkah kaki dua orang penyandang disabilitas tampak gontai menapaki trotoar Alun-alun Purworejo bagian selatan siang itu, Kamis (4/4). Mereka yang mungkin sepasang suami istri seperti kebingingungan. Kehilangan arah. Tangan kiri si lelaki paruh baya menenteng plastik hitam. Cerahnya cahaya matahari tak membuatnya dapat melihat arah karena ia tunanetra. Sementara si perempuan yang dua tangannya tidak utuh, tak sampai bagian siku, harus menuntunnya dan menjadi penunjuk jalan di depan. Mereka bergandengan sambil sesekali saling menayakan arah jalan pulang. Ruas jalan di sekeliling Alun-alun Purworejo hari itu memang sepi lalu lintas. Tidak ada kendaraan melintas karena sedang berlangsung acara Penyerahan Sertifikat Tenaga Kerja Konstruksi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sepasang disabilitas yang tidak diketahui namanya itu seolah tak mau putus asa. Mereka terus melangkah dan mencari tempat pemberhentian angkutan kota (Angkot). Saat menyeberangi ruas jalan di sudut barat daya Alun-alun, Purworejo Ekspres dan beberapa warga berusaha menghampirinya. Akan tetapi, seorang anggota Satlantas Polres Purworejo bernama Bripka David Aries Kurniawan lebih cepat mendekat. “Kami mau pulang ke Brengkelan, tapi cari angkot sudah muter-muter tidak ketemu,” ujar singkat si perempuan menjawab pertanyaan Bripka David. Seolah tak ingin merepotkan, mereka sempat ingin melanjutkan perjalanan usai bertanya. Namun, Polisi muda yang mengenakan seragam dinas lengkap itu melarangnya karena jarak pemberhentian Angkot cukup jauh. Purworejo Ekspres yang sempat merekam kejadian itu melihat, Bripka David yang sedang bertugas mengatur arus lalu lintas berinisiatif untuk mengantarkan pulang keduanya. Usai meminta izin kepada salah satu rekannya, Bripka David segera mengajak kedua disabilitas masuk ke dalam mobil patroli dan melaju menuju rumahnya di Brengkelan Purworejo yang berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Alun-alun. “Bapak dan ibu itu mengaku habis beli pulsa di Bedug Cell, lalu mau pulang bingung menunggu angkot,” ujar Bripka David saat dikonfirmasi usai mengantarkan keduanya. Meski berlangsung singkat dan tidak menyita perhatian, aksi spontanitas Bripka David mendapat banyak apresiasi dari masyarakat yang melihat. Tidak terkecuali Kapolres Purworejo AKBP Indra Kurniawan Mangunsong SH SIK MM dan Waka Polres Kompol Andis Arfan Tofani yang juga sedang bertugas di Alun-alun. Keduanya yang mendapat informasi kejadian itu dari wartawan menilai bahwa kepekaan yang ditunjukkan Bripka David layak menjadi teladan. “Ini adalah cermin anggota yang mengedepankan sisi-sisi sosial. Ada orang yang tidak mampu kemudian ditanya, ternyata punya kendala karena tidak ada angkot. Dia langsung inisiatif untuk mengantarkan pulang, padahal sedang bertugas di lapangan,” ungkap Kapolres melalui Kompol Andis. Anggota mengambil keputusan penting yang dianggap benar di lapangan tanpa persetujuan pimpinan memang dibolehkan oleh pimpinan. Terlebih, hal itu menyangkut kepentingan kemanusiaan. Selain Bripka David, inisiatif mengambil keputusan penting secara spontan saat bertugas juga dilakukan anggota Satlantas lain bernama Brigadir Han Yulian Guno Atmojo, pertengahan Maret lalu. Ia bahkan mendapatkan penghargaan dari Kapolres Purworejo atas keberhasilannya menggagalkan aksi penjambretan sekaligus melumpuhkan pelaku di Jalan Gajah Mada depan Swalayan Laris Bayan. Potret yang ditampilkan oleh keduanya sekaligus menjadi penegasan bahwa Polisi memiliki tugas utama berupa pelindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Di lapangan, Polisi dituntut untuk tidak hanya ‘saklek’ pada tugas pokoknya. “Hal itu juga sudah diajarkan dalam visi misi Kapolri, yakni Promoter yang penjabarannya profesional, modern, dan terpercaya. Nah, terpercaya itu bagaimana kita mengambil simpati dan kepercayaan masyarakat, disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada,” tegasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: