Carica di Wonosobo Kembali Langka, Produsen Khawatir Pasokan Terganggu

Carica di Wonosobo Kembali Langka, Produsen Khawatir Pasokan Terganggu

WONOSOBO – Para produsen manisan carica lembali dihadapkan pada kondisi kelangkaan buah carica matang di pasaran. Kelangkaan pasokan buah carica sebagai bahan baku yang akan diproses menjadi manisan mulai dirasakan imbasnya sejak hampir sebulan terakhir. Bahkan selama sebulan terakhir harga buah carica siap proses per kilogram berangsur naik sekitar Rp500 hingga Rp1.500. Bahkan dari harga normal di kisaran Rp7.000 kini sudah di kosaran Rp8.500 untuk carica matang. Menurut salah satu pengusaha manisan carica, Alfa Gemilang, kondisi itu kemungkinan besar disebabkan karena di kawasan Kejajar memang minim pasokan atau panenan. “Sekarang memang harga belum setinggi tahun lalu saat buah matang langka, tapi ketersediaannya mulai surut sebulan lalu. Apalagi jumlah pengusaha banyak sekali, terutama yang tingkatnya industri rumahan,\" ungkapnya. Baca Juga Rem Blong, Truk Bermuatan Bahan Semen Terguling di Jalan Purworejo-Magelang Sementara di level hulu, hal itu makin diperparah kondisi di  petani yang jumlahnya tidak bertambah. Sehingga, tren permintaan otomatis semakin meningkat. \"Awalnya cari carica matang mudah sekali, sayangnya sekarang sudah tidak dirawat tanamannya. Dengan langka pasokan, resikonya produsen hanya dapat stok sedikit harus menyesuaikan harga jual produk jika ingin mempertahankan produknya,” ungkapnya kemarin (4/10). Alfa menggeluti pengolahan carica sejak  2013 dan memang memandang penyesuaian dengan kenaikan harga produk sangat berisiko. Sedangkan langkah yang paling umum biasanya mengurangi jumlah potongan carica di dalam satu kemasan. \"Jika kita kurangi kuantitas buah di kemasan, konsekuensinya berat bersih jadi berkurang. Kadang pembeli juga tidak mudah menerima penyesuaian,\" imbuhnya. Hal itu ditanggapi M Hasanudin, petani yang mengakui adanya penurunan produktifitas carica sejak Agustus lalu. Bahkan banyak pohon yang sudah mulai tidak produktif karena faktor usia dan tanah. \"Selain tidak dirawat, pohon kadang tidak diremajakan meski sudah hampir 10 tahun. Ada yang layu dan mati begitu saja karena lahan yang kering. Maklum musim kemarau tahun ini cukup berat, apalagi agak kering udaranya,\" ungkap Hasan. (win)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: