Darurat, Bendungan Kedung Gupit Butuh Penanganan

Darurat, Bendungan Kedung Gupit Butuh Penanganan

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Menjadi andalan bagi ratusan  petani di 21 desa, Bendungan Kedung Gupit di Desa Kalikotes Kecamatqn Pituruh membutuhkan penanganan serius. Karena meskipun masih berfungsi, namun kinerjanya tidak maksimal sejak sempat jebol beberapa waktu lalu. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purworejo Sohibal Untung mengatakan bendungan saat ini bisa digunakan. Hanya saja, penanganannya darurat dan sangat mungkin terjadi jebol kembali. \"Perlu penanganan dari instansi terkait. Memang ini bukan ranah dari Pemkab, tapi setidaknya Pemkab juga mendorong agar bendungan itu aman,\" kata Sohibal, kemarin. Pihaknya mengaku prihatin, bendungan itu sempat jebol beberapa waktu lalu. Kondisi ini menjadikan banyak hektar sawah tidak bisa teraliri air dengan baik. Warga dari 21 desa akhirnya membuat kesepakatan dan turun langsung melakukan penanganan. Hanya saja penanganan yang dilakukan tidak bisa maksimal karena hanya untuk sementara. Baca Juga Baliho “Bodong” di Persimpangan Kebonpolo Diturunkan \"Para petani sampai membuat tanggul darurat dan diperkuat dengan patok-patok bambu. Ini menunjukkan jika masyarakat itu amat membutuhkan bangunan yang aman dan permanen,\" jelas Sohibal. Lebih jauh disampaikan jika pihaknya pernah mencoba mengkomunikasikan mengenai kendala warga tersebut. Rencana penanganan sudah ada, namun gagal ditengah jalan karena ada pendemi covid-19. Selain tanggul bendungan di Kedung Gupit, Sohibal juga banyak mendapat masukan mengenai kondisi beberapa tanggul lain yang perlu mendapatkan perhatian. Pihaknya mengaku sudah mendapatkan data mengenai beberapa aspirasi tersebut. \"Yang menjadi ranah Pemkab, tentu akan langsung kami teruskan. Sementara yang menjadi ranah dari BBWSO, Pemkab tetap kita dorong untuk bisa nyundulke program sehingga bisa segera tertangani,\" imbuh Sohibal. Disampaikan jika pasokan air ke sawah bisa mengalir dengan baik, secara otomatis tingkat kesejahteraan petani akan meningkat. Karena mereka tidak harus mengandalkan air dari tadah hujan semata. (luk) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: