Densus 88 Tangkap Kakak-Beradik Terduga Teroris di Brebes

Densus 88 Tangkap Kakak-Beradik Terduga Teroris di Brebes

BREBES – Kakak beradik asal Brebes ditangkap tim Densus 88, Selasa (16/10) sore. Penangkapan dilakukan di sebuah rumah kos di Jalan Tegal Permai, Gang Buntu, Dusun Tegalrejo, RT 03 RW 05, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, sekitar pukul 14.00 WIB. Dari informasi yang dhimpun, kakak beradik yang merupakan terduga teroris itu yakni Jaelani,36, dan Abdul Karim,31. Keduanya warga Desa Kluwut, RT 02 RW 06, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Abdul Karim ditangkap tim Densus 88 saat bersama isterinya, Ita Yuniar, 31, warga Jakarta dan empat anaknya. Selain melakukan penggeledahan di rumah kos tersebut, tim Densus 88 juga menggeledah rumah kos isteri kedua Abdul Karim, Siti Nur Hayati. Penggeledahan rumah kos yang dihuni terduga teroris oleh tim Densus 88 dan tim Inafis Polres Sukoharjo. Barang bukti yang diamankan dari kamar kos Kirana Nomor 1 yang dihuni oleh Abdul Karim di antaranya, note phone warna hitam, buku catatan warna dan sebuah pisau. Baca Juga Atlet Bulutangkis Internasional Disuguhi Pariwisata Magelang Selanjutnya, tim densus juga menangkap Jaelani di rumah kos yang sama hanya beda kamar. Barang bukti yang diamankan dari kamar Kirana Nomor 2 yang dihuni Jelani itu di antaranya, satu buah pedang dan dua buah telepon genggam, serta tiga buah catatan gambaran rangkaian elektronik. Semuanya diamankan dalam satu Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kepala Desa Kluwut Zaenal Arifin membenarkan dua warganya ditangkap oleh tim Densus 88 atas dugaan keterlibatannya jaringan teroris. Pihaknya mendapatkan informasi tersebut pada Selasa (15/10) malam. Pihaknya juga membenarkan bahwa keduanya merupakan kakak beradik dan bekerja di Bekasi. ”Iya betul itu warga kami. Kami mendengar informasi itu (penangkapan) tadi malam,” kata Zaenal, Rabu (16/10). Kakak Jaelani, Kustati mengaku tidak menyangka bahwa Jaelani terlibat dalam jaringan teroris. Menurut dia, Jaelani merupakan sosok orang yang baik. Selama hidup di kampungnya, Jaelani tidak ada yang mencurigakan. Hanya saja Jaelani sempat meminta keluarganya agar tidak membuang foto dirinya di rumah. ”Adik saya itu orangnya baik, tidak ada yang mencurigakan, cuma fotonya itu tidak boleh dipajang,” kata Kustati. Menurut dia, Jaelani hanya mengenyam pendidikan dibangku kelas 5 SD. Sedangkan Abdul Karim tidak lulus SMP. Keduanya bekerja di Jakarta dengan berjualan es jeruk. Keluarganya pun baru mengetahui bahwa Jaelani dan Abdul Karim pindah di Sukoharjo belum lama ini. ”Jaelani merupakan anak ketiga dan Abdul Karim merupakan anak keempat,” imbuhnya. Sementara itu, orang tua terduga teroris, Sodikun,67, mendengar kabar kedua anaknya ditangkap tim Densus 88 Antiteror dari adik ipar Jaelani, sekitar pukul 11.00 WIB. Terakhir komunikasi dengan keluarga sekitar seminggu lalu. Pihaknya hanya menanyakan perihal pekerjaan keduanya di Sukoharjo. Keduanya pulang ke kampung halaman setiap menjelang Lebaran. ”Ya, jam sebelas tadi, katanya anak bapak ditangkap polisi gitu,” katanya. Sodikun menuturkan, kedua anaknya terakhir pulang ke kampung halamannya menjelang Lebaran lalu. Mereka lebih banyak di perantauan. Sebab, isterinya bukan warga Brebes. Dirinya mengaku memiliki 7 anak dan dua di antaranya berjualan es jeruk peras. ”Selama merantau itu berjualan es jeruk peras,” pungkasnya. (fid/fat)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: