Droping Air di 12 Kecamatan, BPBD Temanggung Terkendala Armada
MAGELANGEKSPRES.COM.TEMANGGUNG - Droping bantuan air bersih pada warga yang mengalami kekeringan terkendala armada. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung hanya mengoperasikan satu truk tangki untuk droping air bersih di 12 kecamatan 13 desa dan 58 dusun. Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan dari lima armada yang dioperasikan tiga di antaranya sudah ditarik untuk keperluan dinas sedangkan satu armada tengah diperbaiki karena rusak. Lima armada yang terlibat droping air yakni masing-masing dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PMI, PDAM, Dinas Sosial dan BPBD . Krisis air bersih di wilayah Kabupaten Temanggung semakin meluas sebagai dampak kemarau yang tidak kunjung selesai. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mencatat ratusan ribu warga di 45 dusun di 21 desa dan 12 kecamatan kini tergantung pada pasokan air bersih dari pemda. Kemarau yang tidak juga selesai membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka kini bergantung pasokan air bersih dari pemda melalui BPBD untuk memenuhinya. \"Kami pasok air bersih secara rutin pada titik-titik pasokan, pada daerah yang mengalami krisis air,\" katanya. Baca Juga BMKG : Fenomena Angin Kencang di Magelang Dipengaruhi Aktivitas Gunung Merapi Menurut Gito, desa yang sebelumnya tidak meminta air bersih kini telah memintanya seperti Desa Kledung. Umumnya mereka meminta bantuan karena sumber air sudah tidak lagi memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Air kemungkinan hanya bisa untuk mencuci atau menyiram tanaman karena berwarna keruh. Untuk dusun-dusun yang meminta air itu, rata-rata dipasok sekitar dua hingga tiga kali satu pekan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Jika masih kekurangan warga akan meminta tambahan lagi, atau mendapatkan ke sumber air yang masih normal. Informasi dari BMKG, diperkirakan musim kemarau hingga bulan Oktober 2018, jika hal itu benar maka masih berkisar sepuluh hari lagi. Namun bisa juga satu bulan apabila molor. Sebab kemarau sangat dipengaruhi faktor alam. Tetapi yang pasti di awal musim kemarau, sumber air justru akan berkurang drastis, bukan lantas debit air bertambah. \"Hujan di awal kemarau umumnya meningkatkan penguapan dari tanah, ini membuat debit air menyusut bahkan hilang. Setelah hujan rutin, baru debit air bertambah,\" katanya. Tambahan dana untuk droping air dari APBD telah dapat dipergunakan. Dana itu bisa dimanfaatkan sampai selesai kemarau, sementara menunggu jeda adanya dana itu, pihaknya kemarin menggunakan dana CSR untuk 200 tangki dari pihak swasta di Kabupaten Temangggung. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: