EVALUASI CFD!

EVALUASI CFD!

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19) makin masif lantaran masyarakat lupa dengan protokol kesehatan dalam menjaga jarak atau physical distancing, dalam pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jakarta, Minggu (21/6). Kondisi ini pun memicu penambahan kasus terkonfirmasi positif yang totalnya menembus 45.891 setelah ada penambahan sebanyak 862 orang. Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Achmad Yurianto meminta pelaksanaan CFD di tengah pandemi Covid-19 dievaluasi bersama. ”Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan Car Free Day di Jakarta. Kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” papar Yuri di Media Center Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (21/6). Physical distancing, sambung Yuri mutlak harus dilaksanakan. Termasuk protokol kesehatan yang lain seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Selain pelaksanaan CFD di Jakarta, Yuri juga mengungkapkan bahwa protokol kesehatan physical distancing juga masih belum tertib dilakukan masyarakat, seperti yang terpantau di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. ”Beberapa bandara udara, Bandar Udara yang akan melaksanakan penerbangan di hari Minggu ini, terutama yang mengarah ke pulau Jawa, kami lakukan pemantauan di Batam, dan di beberapa tempat yang lain, juga demikian. Kita masih melihat, banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing,” ungkap Yuri. Ditambahkannya, meski masyarakat telah tertib menggunakan masker, akan tetapi menjaga jarak merupakan rutinitas yang penting dan perlu dilaksanakan, terutama ketika berada di ruang publik. ”Meskipun, sebagian besar sudah kami lihat menggunakan masker, tetapi sekali lagi, physical distancing adalah sesuatu yang perlu,” imbuh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI itu. ”Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama, karena kita tidak mungkin secara parsial, secara sepotong-sepotong, melakukan pendekatan untuk pengendalian penyakit ini. Ini harus dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, tidak terhenti. Semangat kita, gotong royong, menjadi penting untuk saling melindungi, saling menjaga, agar penularan ini bisa kita hentikan,” paparnya. Yuri juga memaparkan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per Minggu (21/6) totalnya menjadi 45.891 setelah ada penambahan sebanyak 862 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 18.404 setelah ada penambahan sebanyak 521 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.465 dengan penambahan 36. Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 18.229 pada hari sebelumnya, Sabtu (20/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 639.385. Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 121 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 95 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 245 lab. Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 8.647. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 862 dan negatif 7.785, sehingga secara akumulasi menjadi positif 45.891 dan negatif 337.214. ”Konfirmasi Covid-19 yang kita dapatkan sebanyak 862 orang, sehingga totalnya menjadi 45.891 orang,” terangnya. Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif. Jumlah penambahan kasus tertinggi hari ini adalah DKI Jakarta sebanyak 142 orang dan melaporkan sembuh sebanyak 233 orang. Sulawesi Selatan melaporkan kasus 112 orang dengan kasus sembuh 38 orang. ”Jawa Tengah 99 orang kasus sembuh 22 orang. Kemudian Kalimantan Selatan melaporkan ada 94 kasus baru dan 10 orang sembuh. Jawa Timur hari ini melaporkan 91 kasus baru dan 125 sembuh,” imbuhnya. Sementara itu, data provinsi lima besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 9.971 orang, Jawa Timur 9.542, Sulawesi Selatan 3.797, Jawa Barat 2.848 dan Jawa Tengah 2.668. Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 5.054 disusul Jawa Timur sebanyak 2.789, Sulawesi Selatan 1.283, Jawa Barat 1.263, Jawa Tengah 942 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 18.404 orang. Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis. Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif Covid-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 49 kasus, Bali 1.050 kasus, Banten 1.355 kasus, Bangka Belitung 148 kasus, Bengkulu 116 kasus, Jogjakarta 288 kasus. Selanjutnya di Jambi 112 kasus, Kalimantan Barat 298 kasus, Kalimantan Timur 434 kasus, Kalimantan Tengah 764 kasus, Kalimantan Selatan 2.569 kasus, dan Kalimantan Utara 176 kasus. Kemudian di Kepulauan Riau 279 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.056 kasus, Sumatera Selatan 1.779 kasus, Sumatera Barat 707 kasus, Sulawesi Utara 853 kasus, Sumatera Utara 1.095 kasus, dan Sulawesi Tenggara 332 kasus. Adapun di Sulawesi Tengah 173 kasus, Lampung 181 kasus, Riau 142 kasus, Maluku Utara 411 kasus, Maluku 603 kasus, Papua Barat 224 kasus, Papua 1.429 kasus, Sulawesi Barat 104 kasus, Nusa Tenggara Timur 111 kasus dan Gorontalo 227 kasus. Total untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 56.436 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.225 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 439 kabupaten/kota di Tanah Air. Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat penggunaan aplikasi telekonferensi naik pesat hingga 443 persen sejak pandemi virus corona di Indonesia. ”Ketika wabah dan ada teknologi, masyarakat jadi bisa memanfaatkan teknologi untuk kepentingan sosial, ekonomi, bahkan pendidikan,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto. Penggunaan aplikasi telekonferensi tersebut antara lain untuk bekerja, belajar, dan konsultasi kesehatan dari jarak jauh. Bukan hanya video konferensi yang populer sejak pandemi dan berlaku kebijakan untuk bekerja dari rumah alias work from home, kementerian ini juga melihat ada kenaikan yang signifikan untuk telemedicine, konsultasi kesehatan dari jarak jauh menggunakan aplikasi. Henri menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19, pengguna telemedicine dari berbagai aplikasi yang ada di Indonesia mendekati 4 juta. Saat ini, pengguna berbagai aplikasi telemedicine sudah melebihi angka 15 juta. Kebiasaan baru seperti bekerja dan belajar dari jarak jauh menimbulkan tantangan baru terutama dari segi jaringan telekomunikasi, internet cepat dan aman menjadi semakin penting untuk menunjang perubahan ini. Salah satu pekerjaan yang sedang berusaha diselesaikan Kominfo adalah memperluas jaringan 4G ke seluruh wilayah di Indonesia. Menurut data Kominfo, ada 12.548 desa atau kelurahan yang belum mendapatkan jaringan 4G, sebanyak 9.113 lokasi merupakan daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Lokasi 3T merupakan kewajiban Kementerian Kominfo untuk membangun, melalui Badan Aksesibilitas dan Informasi, sementara lokasi non-3T adalah tanggung jawab operator seluler, sebanyak 3.435 desa/kelurahan. Daerah tersebut sudah mendapatkan jaringan seluler, namun hanya 2G, yang digunakan untuk menelepon dan mengirim pesan SMS. Menurut Henri, perlu meningkatkan kapasitas menara seluler dari 2G menjadi 4G di daerah-daerah tersebut. Kominfo menargetkan pemerataan sinyal 4G ke lebih dari 12 ribu lokasi itu bisa selesai minimal pada 2022. Indonesia total memiliki 83.218 desa/kelurahan, dari jumlah tersebut, yang sudah terjangkau jaringan 4G sebanyak 70.670. (fin/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: