Fitria Diana, Pendiam Namun Sadis

Fitria Diana, Pendiam Namun Sadis

JAKARTA - Siapa sangka, Fitria Diana (20), sosok yang dikenal pendiam ini ternyata sangat sadis. Dia begitu tega menikam Kapolsek Menes Kompol Daryanto yang menghalanginya dalam upaya menusuk Menko Polhukam Wiranto. Devi Novitasari (22), teman kecil Fitri di Brebes, Jawa Tengah menceritakan bahwa sahabatnya sewaktu kecil adalah sosok yang tomboy. Saat duduk kelas 3 SD Negeri 1 Sitanggal, Fitri dikenal nakal, sehingga dia tidak sekolah di SD itu lagi. Namun, sifatnya berubah setelah Fitri mengenakan cadar dan berhijab. \"Akan tetapi, sikap nakal yang dibawa sejak kecil berubah menjadi seorang yang pendiam setelah usia dewasa dengan memakai pakaian jilbab dan bercadar,\" katanya, Jumat (11/10). Baca Juga Penyerangan Terhadap Wiranto Diduga Terkait Politik Devi mengaku pernah merantau bersama dengan Fitria di Jakarta. Waktu itu sekitar tahun 2012. Keduanya bekerja sebagai pelayan di warung makan Warteg. \"Saya hanya bekerja dengan dia (Fitria) selama dua bulan saja. Kemudian dia bekerja dimana dan apa pekerjaannya saya tidak tahu. Oleh karena, saya terkejut dan kaget setelah mengetahui jika Fitria melakukan aksi nekat itu (penusukan -red),\" katanya. Susilowati, tetangga Fitria di Desa Sitanggal, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengatakan, Fitria dikenal pendiam sejak tiga bulan terakhir setelah mengenakan hijab dan bercadar. Fitria juga enggan menyapa orang lain. \"Saat pulang ke rumahnya, Fitria hanya tinggal bersama orangtua dan seorang adiknya. Dia (Fitria) sudah berbeda sikap dibanding sebelum berjilbab, dia pendiam dan tidak akan menyapa orang lain jika tidak disapa orang,\" katanya. Orangtua Fitria, Sunarto membenarkan jika saat anak-anak, Fitria dikenal nakal. Sehingga saat di SD, terpaksa harus berpindah ke sekolah lain. \"Anaknya sempat bersekolah di SD Negeri 1 Sitanggal hingga kelas tiga. Namun, anaknya pindah sekolah ke SD Negeri 3 Sitanggal karena sering menjaili teman di sekolahnya,\" ujarnya. Meski demikian, Sunarto tak mengira jika Fitria nekat melakukan perbuatan tidak terpuji dengan melakukan penusukan terhadap seorang pejabat negara. Sunarto mengaku kaget saat perangkat desa bersama petugas Polres Brebes berkunjung ke rumahnya. \"Saat itu, saya sedang tidur dan tiba-tiba ada petugas yang datang ke rumahnya untuk menanyakan anaknya (Fitria),\" katanya. Sunarto semakin kaget saat dibawa petugas Polres Brebes pada Kamis petang (10/10) terkait masalah anaknya. \"Saya dimintai keterangan oleh petugas kepolisian seputar masalah anaknya. Kami pulang kembali diantar oleh petugas dan Kepala Desa Sitanggal sekitar pukul 00.00 WIB atau Jumat pagi (11/10),\" katanya. Selain itu, Sunarto juga menceritakan perubahan anaknya beberapa waktu belakangan. Bahkan Fitria kini sering berlatih memanah. Meski demikian, Sunarto mengaku tak curiga. \"Saya tidak curiga saat Fitria di rumah, setiap pagi berlatih memanah di samping rumahnya. Saat saya tanya, dia hanya bilang hanya sekadar untuk bermain memanah pohon pisang,\" ungkapnya. Baca juga Kecelakaan di Mertoyudan, Pembonceng Motor Tewas Tertabrak Truk Fitria sempat pulang ke rumahnya di Desa Sitanggal pada Juli 2019 hingga Agustus atau saat Lebaran hingga memasuki bulan haji. Meski sudah berkeluarga, Fitria tak pernah mengenalkan Abu Rara, sang suami, kepada keluarga di Brebes. \"Sejak menikah, kami belum pernah melihat atau dikenalkan suaminya. Anaknya menikah tidak mengundang orangtuanya, mungkin Fitria menikah melalui wali,\" ucapnya. Namun, Sunarto mengaku, Fitria pernah memohon izin untuk menikah dengan calon suaminya. Sayangnya, Fitria tak pernah mengenalkan pada orangtuanya. \"Sejak awal saya tidak merestui anaknya menjalin hubungan dengan calon suaminya, tetapi Fitria tidak pernah menggubris dan tetap menikah dengan calon suaminya,\" tuturnya. Terkait kasus yang dilakukan Fitria, Sunarto memasrahkan pada hukum yang berlaku. \"Saat ini, kami hanya pasrah dan mempersilakan penegak hukum memberikan saksi hukum pada anaknya. Mau bagaimana lagi mas, kami iklas dan pasrah saja. Namun, kami berharap anaknya mendapat hukuman ringan,\" harapnya. Ia berharap usai menjalani hukuman, anaknya bisa kembali ke kampung dan bersama dengan keluarganya, serta tidak menjalani perbuatan yang sama. \"Kami berharap dia kembali menjadi anak yang baik dan berbakti pada orang tuanya dan bermanfaat bagi masyarakat,\" tambahnya. Fitria Diana adalah anak ketiga pasangan suami istri Sunarto dengan Carti (43). Kakak Fitria, Trianah (25) kini bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, kemudian Kusyanto (21) bekerja sebagai juru masak di Jakarta, dan adiknya Muhamad Jiran Fahira (17). Kepala Desa Sitanggal Untung Andi Purwanto mengatakan dirinya tidak mengetahui persis terhadap kehidupan Fitria Diana. \"Bahkan, meski katanya sudah menikah tetapi dirinya (Fitria) atau keluarganya meminta surat pengajuan untuk menikah pada kelurahan,\" tegasnya.(gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: