Gandeng Dua Rumah Sakit di Wonosobo, Warga Latihan Pemulasaraan Jenazah

Gandeng Dua Rumah Sakit di Wonosobo, Warga Latihan Pemulasaraan Jenazah

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Para warga di RT 2 RW Perumahan Purnamandala Kelurahan Bumireso Kecamatan Wonosobo mengikuti pelatihan pemulasaraan jenazah, kemarin (1/2). Agenda yang dihelat di pelataran rumah itu antusiasi diikuti puluhan orang. Ini menjadi program kegiatan RT 2 yang bekerja sama dengan RSI Wonosobo dan PKU Muhammadiyah Wonosobo. Salah satu narasumber yang dihadirkan ialah Widhi Setiawan dari tim kesehatan RSI dan Nurhadi mewakili tim kesehatan PKU Muhammadiyah Wonosobo. “Banyak aspek yang perlu diperhatikan sebelum memulasara jenazah agar bisa sah dalam perspektif agama dan aman dari sisi kesehatan. Dari sisi agama jenazah harus diperlakukan sesuai keyakinan jenazah dengan melibatkan keluarga. Dari sisi kesehatan orang yang membantu menangani jenazah harus memperhatikan agar tidak terjadi penularan penyakit. Maka warga juga butuh pemahaman tentang jenis penyakit dan cara penularannya,” ungkap Widhi. Dijelaskan secara singkat bahwa pemulasaraan jenazah sebaiknya dilakukan setelah dua jam meninggal agar kuman-kuman yang ada ditubuh jenazah sudah mati. Bahkan menurut Widhi, virus HIV bisa bertahan sampai 6 jam. Para pemulasara juga harus memastikan agar mereka tidak memiliki luka dan harus menggunakan alat bantu atau pelindung agar tidak bersentuhan langsung. Baca Juga BNNK Temanggung Buru Tiga Bandar Narkoba \"Kalau ada pasien yg meninggal di RS sebaiknya jenazah dimandikan di RS terutama pasien yang rentan menularkan penyakit. Karena di RS alatnya lebih lengkap dan keluarga tetap bisa ikut memandikan bersama petugas yg terlatih,” imbuhnya. Sementara itu, Nurhadi menyampaikan penanganan jenazah menurut versi agama Islam. Di antaranya adalah menutup mata lalu mendoakan dilanjutkan dengan memeriksa mulutnya dan mengikat dagu jenazah. “Sebelum dimandikan ditutup dengan kain.  Untuk memandikan jenazah yang paling berhak adalah keluarga, orang yang diwasiati dan orang yang memiliki pengetahuan tentang pemulasaraan jenazah. Keluarga memastikan kondisi jenazah dulu, apakah ada penyakitnya dan juga barang-barang yang menempel pada jenazah,\" kata Nurhadi. Menurut Ketua RT 2, Amirudin, kegiatan pemulasaran jenazah merupakan salah satu program dalam bidang sosial dari RT 2. Menurutnya, kegiatan itu sangat penting diadakan agar warga memiliki pemahaman tentang pemulasaraan baik dari sisi medis maupun syariat. “Harapan kami, kalau ada warga yang meninggal bisa ditangani dengan baik. Sekaligus menjadi edukasi bagi para pemuda setempat,” pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: