GOW Wacanakan Pembentukan Bank Darah

GOW Wacanakan Pembentukan Bank Darah

KENDAL - Gabungan Organisasi wanita (GOW) Kabupaten Kendal bekerjasama dengan Poltekes Kendal mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat Pembentukan dan Pendampingan Bank Darah yang digelar di aula kantor DP2KBP2PA Kendal, Jumat (6/9). Kegiatan diikuti 50 peserta dari relawan donor darah dari GOW Kendal. Kegiatan tersebut juga diisi senam Three Ends dan donor darah. Menghadirkan narasumber dr Agus Suwondo dari PMI Kendal dan Ketua JPPA Kendal, Siti Akhidah. Agus menjelaskan, Bank Darah merupakan kegiatan gotong-royong dan sukarela masyarakat untuk menjadi donor darah. Pembentukan bank darah bisa dilakukan di tiap organisasi wanita dan desa. Yang dilakukan Bank Darah yaitu memiliki data calon pendonor, koordinasi dengan pendonor dan PMI, dan melakukan pencatatan untuk setiap kali adan pendonor darah. “Dengan adanya Bank darah, maka akan memudahkan ketika ada yang menutuhkan darah, misalnya ibu bersalin, kecelakaan dan demam berdarah,” jelasnya. Dokter Agus juga mengatakan, keuntungan donor darah ini akan mempercepat regenerasi darah dan menurunkan resiko penyakit jantung. Data yang dibutuhkan bagi calon pendonor darah yaitu KTP, nama, tanggal lahir, alamat, nomor telepon dan kartu golongan darah. “Untuk mengajak masyarakat agar mau donor darah, maka perlu diadakan sosialisasi tentang manfaat dan pentingnya berdonor darah,” ujarnya. Di lain pihak, Ketua JPPA Kendal, Siti Akhidah mengatakan, program Three Ends atau tiga yang harus diakhiri itu meliputi, akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan anak, dan akhiri kesenjangan ekonomi terhadap perempuan. Kekerasan bisa berupa kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi. “Penyebab adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak biasanya karena kurangnya rasa empati, sikap permisif masyarakat, dan menganggap rendah kaum wanita,” katanya. Siti menjelaskan, dampak kekerasan terhadap anak dan perempuan itu sangat besar. kekerasan pada anak, selain menimbulkan luka fisik juga anak menjadi ketakutan dan tidak mau sekolah. Bagi yang mengalami kekerasan seksual, akan mengalami mimpi buruk, tidak percaya diri dan memiliki perilaku seksual yang aneh. “Anak dan perempuan yang mengalami kekerasan bisa mengalami emosi perilaku ekstrim, frustasi, bahkan mencoba bunuh diri,” pungkasnya.(fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: