Gus Muafiq : Pemimpin Kota Magelang Harus Paham Wali

Gus Muafiq : Pemimpin Kota Magelang Harus Paham Wali

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG  - Salah seorang pendakwah ternama, KH Ahmad Muafiq atau akrab disapa Gus Muafiq berharap, Kota Magelang akan selalu dipimpin oleh tokoh yang paham sekali dengan para Wali. Sebab, Kota Magelang memiliki sebuah petilasan Wali Syekh Subakir di Gunung Tidar, sosok yang menandai masuknya penyebaran Islam di seantero Nusantara. Menurut Gus Muwafiq, sejarah masuknya Islam di Nusantara tak lepas dari sebuah bukit kecil bernama Gunung Tidar. Dulunya, bukit tersebut terkenal sangat angker. Bahkan, dalam Kitab Tafsir Al Munir Syeh Nawawi disebutkan jika jin-jin penguasa menetap di perut bumi itu seperti Gupala. \"Lalu oleh orang Jawa kemudian ditarik keluar (jin-jin) untuk membantu manusia,\" kata Gus Muafiq, saat memberi tausiyah di Pendopo Pengabdian, Kota Magelang, akhir pekan lalu. Dikatakannya, Syekh Subakir yang merupakan utusan Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki Utsmani, ditunjuk untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa. Syekh Subakir juga terkenal dengan kehebatannya yang mampu menaklukkan bangsa jin di pulau Jawa. \"Setelah perdemitan (jin) beres, baru dilakukan pekerjaan-pekerjaan dakwah karena tidak ada lagi yang mengganggu,\" kata Gus Muwafiq. Menurutnya, dari Syekh Subakir pula kemudian lahir Syeh Jamaludin Al Husaeni Al Kabir (Syeh Jumadil Kubro) di Turgo Lereng Gunung Merapi, melakukan pemetaan dan pemantauan. Ia memiliki anak, Syeh Ibrahim yang pindah di Tuban dan punya anak Raden Rohmad Sunan Ampel. Baca Juga Bawaslu Kota Magelang Tertibkan Ratusan APK Salah Tempat Anak lainnya dari Syeh Jumadil Kubro, yaitu Syeh Ishak. Ia yang kemudian punya anak Sunan Giri dan Sunan Ngampel, dan memiliki keturunan hingga Sunan Kalijaga. Desain besar peradaban Islam, lanjut dia, bermula dari Wali yang berada di gundukan kecil Gunung Tidar di Kota Magelang. Kemudian mampu menjadi air bah, mengubah dinamika baru, peradaban baru, perubahan sistemik di seluruh wilayah Nusantara, sehingga Islam bisa berdampingan dengan siapa saja hidup damai tanpa pertumpahan darah. \"Pemimpin yang terpapar yang begitu-begituan dan menganggap wali tidak ada, jangan harap bangsa ini bangkit dan besar. Karena tidak bersyukur pada Wali dan pendahulu. Magelang harus jaga betul, cari pemimpin yang mengerti wali ini,\" katanya. Gus Muwafiq menuturkan, selain Islam, peradaban Nusantara juga bermula dari Kota Magelang. Dahulu Soekarno, presiden pertama Indonesia yang sangat menghargai wali, lalu menempatkan TNI di Gunung Tidar yang sekarang adalah Akademi Militer. Soekarno, kata Gus Muafiq, sangat paham betul betapa besarnya jasa para Wali. Menurut Muafiq, sedemikian besar jasa para Wali. Mereka juga mengenalkan budaya Arab dengan pola yang sesuaikan di Nusantara. Ia menjelaskan bahwa Wali merupakan konsep di dalam Alquran, sedangkan di Jawa disebut dengan sunan. \"Al ulama waratsatul anbiya (ulama pelita bagi bumi) kemudian di sini disebut kiai. Jadi kiai di sini adalah dorongan teologi Islam dan dorongan budaya Nusantara dan membentuk sebuah peradaban. Kiai tidak semata-mata ustad dan mengajar saja, tapi representasi kiai adalah pertemuan peradaban,\" jelasnya. Kemudian, menurutnya, santri adalah mereka yang patron pada kiai, disebut santri karena dorongan teologis dan situasi sosial sehingga tidak semua santri itu alim (berilmu). Semua orang yang mengikuti kiai baik itu orang baik atau masih buruk semua dianggap santri. \"Ini memperluas jatah tilmidun (murid) para kiai sebagai poros peradaban. Contoh, ketika Hadratus Syeh Hasym Asari pada 22 Oktober mencetuskan resolusi jihad perang melawan penjajah adalah wajib hukumnya, maka yang tunduk pada fatwa itu bukan hanya santri saja tapi masyarakat yang patuh terhadap kiai ikut perang dan dia disebut santri, sehingga meletuslah pertempuran 10 November di Surabaya,\" tuturnya. Gus Muafiq menambahkan, tanpa resolusi jihad, pertempuran 10 November itu tidak akan pernah terjadi. Karena itu, menurut dia, seluruh rangkaian peradaban dan sejarah itu, tidak akan terjadi tanpa desain besar dari para wali. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: