Hadapi Kemarau, Masyarakat Temanggung Diimbau Siapkan Tandon Air

Hadapi Kemarau, Masyarakat Temanggung Diimbau Siapkan Tandon Air

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Memasuki musim kemarau 2020 ini, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri, terutama warga yang tinggal di daerah rawan kekurangan air bersih dengan mempersiapkan tandon air. \"Sejak awal harus dipersiapkan, sehingga ketika memasuki musim kemarau masyarakat siap menghadapinya,\" imbau Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Joko Prasetyono, kemarin. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, musim kemarau tahun ini sudah dimulai sejak bulan Juni lalu, sedangkan berakhirnya pada bulan September mendatang. Selama musim kemarau ini ada kemungkinan masyarakat yang akan mengalami kekurangan air bersih. \"Dengan persiapan yang lebih dini maka, masyarakat tidak akan kaget lagi ketika menghadapi kemarau,\" katanya. Menurutnya, meskipun diperkirakan musim kemarau tahun ini tidak seperti musim kemarau di tahun 2019 lalu, namun langkah-langkah persiapan harus tetap dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri. \"Masyarakat bisa menyiapkan tandon air, ini langkah awal yang bisa dilakukan oleh masyarakat,\" pesannya. Menurutinformasi dari BMKG kemungkinan akan turun hujan pada bulan Juli dan Agustus masih ada. Hanya saja intensitasnya sedikit tidak seperti saat musim penghujan. Sebelum memasuki musim kemarau, pihaknya sudah melakukan pemetakan terhadap daerah rawan kekeringan. Dari hasil pemetakan tersebut setidaknya ada 13 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang rawan kekurangan air bersih. Baca Juga Pemkab Temanggung Cabut Status PKM \"Kami sudah melakukan pemetakan, untuk sementara ini hasilnya ada 13 kecamatan yang rawan. Tapi tidak semua wilayah di tiap kecamatan, melainkan hanya ada beberapa desa dan dusun,\" jelasnya. Joko menyebutkan, 13 kecamatan yang masuk dalam pemetakan daerah rawan kekeringan diantaranya, Kecamatan Kaloran, Kandangan, Pringsurat, Kledung, Selopampang, Jumo, Tlogomulyo, Gemawang, Candiroto, Bulu dan Kecamatan tembarak. \"Daerah-daerah tersebut ditahun-tahun sebelumnya juga menjadi daerah rawan kekeringan,\" tuturnya. Kedepan tambah Joko, pihaknya akan lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat biopori, terutama masyarakat didaerah yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih. \"Dengan biopori ini bisa menyimpan air didalam tanah, kedepan kami akan mencoba membuat biopori,\" tandasnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: