Harga Cengkih Anjlok, Petani Purworejo Merugi
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Harga cengkih turun drastis pada masa panen raya tahun 2020 ini. Kondisi itu mengakibatkan para petani di sejumlah wilayah Kabupaten Purworejo merugi karena harga penjualan tak sebanding dengan modal, biaya perawatan, serta tenaga panen. Petani cengkih Desa Ngaran Kecamatan Kaligesing, Anshori, menyebut harga cengkih basah di pasaran saat ini berkisar Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per kg. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan harga cengkih pada musim panen tahun lalu yang mencapai hingga sekitar Rp30 ribu per kg. “Ya terbilang sangat murah karena harga yang wajar tahun-tahun sebelumnya jauh lebih tinggi,” katanya, Senin (6/7). Menurutnya, harga itu sangat merugikan petani. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini petani mengalami keterpurukan ekonomi. Selain itu, biaya untuk panen pun cukup banyak karena harus merogoh kocek yang dalam untuk membayari tukang petik cengkih itu sendiri. Ia mengaku bahwa petani cengkeh kini semakin tercekik akibat harga yang sangat tidak masuk akal. “Saya sudah mulai panen tetapi harganya anjlok parah sekali. Mungkin yang merasakan kondisi seperti ini tidak hanya saya saja. Petani cengkih lainnya juga sama,” ujarnya. Petani cengkih di Desa Tlogobulu Kecamatan Kaligesing, Faisal Hidayat, juga mengalami hal yang sama. Pada musim panen saat ini, dirinya mengaku hanya mampu menjual cengkih basah dengan harga Rp16 ribu per Kg. “Walaupun harganya sedang anjlok, biji cengkih tetap harus dipanen agar pohonnya tetap subur dan menghasilkan lebih banyak biji saat panen tahun berikutnya,” ungkapnya. Petani berharap, ada perubahan harga cengkih pada masa mendatang agar mereka tetap mampu membudidayakan cengkih dan menjadikan komoditas itu sebagai penghasilan utama petani. “Mudah-mudahan harga masih bisa naik, sehingga petani menjadi tidak lagi merugi,” harapnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: