Harga Lebih Baik, Petani Bawang Merah di Temanggung Sumringah

Harga Lebih Baik, Petani Bawang Merah di Temanggung Sumringah

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Harga bawang merah yang jauh lebih baik dibandingkan dengan harga bawang putih, membuat petani bawang merah di Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo merasa gembira. Mbah Gajul salah satu petani bawang merah di desa setempat menuturkan, saat ini petani di desanya sedang memulai panen bawang merah. Produksi bawang merah tahun ini juga lebih baik dibandingkan dengan bawang putih. \"Bisa dibilang jauh lebih baik, dalam satu hektar bawang merah saat ini mampu memproduksi 8 ton bawang basah, sedangkan bawang putih paling banyak hanya kisaran 6 sampai 7 ton bawang basah,\" terangnya, kemarin. Tidak hanya soal produksi saja, menurut Mbah Gajul, untuk harganya, bawang merah juga jauh lebih baik. Saat ini harga jual bawang merah basah di tingkat petani antara Rp20 ribu hingga Rp24 ribu per kilogram, sedangkan harga bawang putih basah hanya dikisaran Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram. \"Harga sangat tergantung dari kualitas barang, semakin bagus barangnya harga jualnya juga lebih maksimal,\" tuturnya. Ia menuturkan, varietas bawang merah yang ditanam oleh petani di desa lereng Gunung Sumbing ini, yakni bawang merah jenis karet. Bawang ini mempunyai bentuk yang lebih besar, rasa yang lebih enak dan aroma yang harum. \"Dari jenis atau varietas lainnya, bawang merah karet ini memang menjadi pilihan petani, selain rasa dan aromanya yang lebih enak, produksi bawang merah ini juga lebih banyak, apalagi jika cuacanya mendukung,\" ujarnya. Baca Juga Hasil Swab Negatif, PDP Corona Berusia 8 Tahun di Kabupaten Magelang Meninggal Dunia Sutopo petani lainnya menuturkan, keberhasilan petani bawang merah di desanya saat ini tidak lepas dari kegigihan petani dalam merawat bawang merah selama di lahan pertanian. Selama musim tanam yakni bulan Febuari hingga Maret lalu, cuaca yang terjadi di lereng Gunung Sumbing cukup ekstrim. \"Jika tidak ada perawatan yang maksimal, bisa jadi bawang merah milik petani terserang hama seperti busuk batang dan yang lainnya,\" tuturnya. Namun karena selama ini petani sudah mulai menerapkan ilmu dan arahan dari BMKG, maka setidaknya petani bisa mengindari dan menanggulangi cuaca ekstrim yang terjadi selama musim tanam. \"Petani menerapkan pengetahuan di bidang iklim dan cuaca yang diberikan BMKG. Hasilnya sangat memuaskan, apalagi saat ini harganya sedang bagus,\" tuturnya. Ia mengatakan, bawang merah ditanam di lereng bawah sedangkan bawang putih di lereng atas. Penanaman dengan sistem tumpang lahan bersama lombok teropong, kopi dan jeruk. Ada sekitar 400 hektar lahan ditanami bawang di daerah tersebut. \"Kami untung besar dengan sistem tumpang lahan, lombok dan bawang bersamaan panennya, kemudian kopi. Sedang tembakau di akhir musim kemarau,\" kata dia.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: