Harga Tanaman Bonsai Tak Terpengaruh Trend

Harga Tanaman Bonsai Tak Terpengaruh Trend

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Tanaman bonsai merupakan tanaman hias dari hasil tanaman kayu keras yang dikerdilkan. Namun tidak asal kerdil, karena terdapat setuhan estetika seni yang mampu menumbuhkan aura tanaman mini tumbuh di atas pot. Pasang surut tanaman hias tak mampu menggeser eksistensi tanaman bonsai, yang cenderung stabil tidak terpengaruh trend yang ada. \"Bonsai memang tidak akan booming, seperti tanaman hias lainnya, karena bonsai stabil tiap tahun selalu eksis. Proses membuat tanaman menjadi bonsai yang butuh waktu bertahun-tahun. Bonsai merupakan seni botanis dengan media tanaman, ibarat lukisan ya bonsai itu karena terdapat among rasa dalam setiap prosesnya,\" ucap Penggiat Tanaman Bonsai di Magelang, Andritopo Senjoyo, Minggu (18/10/2020). Andritopo sendiri saat ini mulai memproses bonsai dengan meminimalisasi penggunaan kawat, dikarenakan hal tersebut akan melukai tanaman dan membuat tanaman terhambat nutrisinya. \"Saat ini saya mengurangi penggunaan kawat logam, karena tanaman berhak tumbuh sesuai keinginan tanaman tersebut. Pembonsai tidak bisa egois memaksa tanaman seenaknya, dalam hal ini harus ada \"kompromi\" antara tanaman dan seniman Bonsai,” tandasnya. Pihaknya ikuti saja arah tanaman bonsai tumbuh, kemudian diarahkan seperlunya. Bisa ditahan menggunakan kayu, atau benda lainnya asal bukan logam atau kawat, yang cenderung akan panas bila tertimpa sinar Matahari, Baca juga Dijadikan Lokasi Aksi, DPRD Kota Magelang Selalu Temui Pendemo Andritopo yang pernah mengikuti Sekolah Bonsai di Ungaran, mulai memproses tanaman bonsai sejak dirinya duduk di bangku kelas 4 SD. Dengan hobi yang ditekuninya tersebut, saat ini dirinya mulai membagikan ilmu seni Bonsai dengan mendirikan Sekolah Bonsai. Namanya Sinau Bonsai Magelang (Sisaima) yang terletak di Studio Mumpet, Dusun Sekaran, Banyurojo Mertoyudan Magelang. \"Baru satu tahun ini, sudah ada 17 siswa. Yang bersama-sama belajar membonsai tanaman,\" terang Ayah dari Wisang Pinakahulun ini. Andritopo mengaku Bonsai hasil karyanya pernah dihargai Rp 25 juta, dengan proses pembonsaian selama 10 tahun. \"Hal itu yang membuat bonsai yang sudah jadi harganya tinggi, karena proses perawatan pembentukan mulai dari lima hingga 15 tahun. Dengan harga tersebut, bisa dibilang murah karena belum tentu bisa membuat dan meluangkan waktu untuk memproses hingga Bonsai tersebut jadi,\" jelas Andritopo. Adapun jenis ukuran bonsai dibagi beberapa ukuran, mulai dari jenis mame ukuran 0 sampai 15 cm, Small mak 25 cm, Medium mak 70 cm, Large mak 1,5 meter, ukuran diatasnya sudak xxl. Sedangkan untuk aliran bonsai terbagi dalam tiga aliran inti, yaitu aliran Naturalis dengan wujud tanaman seperti di alam dengan ukuran mini. Aliran Ekspresionis, tanaman Bonsai berwujud penuh ekspresi, seperti tanaman patah terkena angin dan lain sebagainya. Kemudian aliran Suryalis dimana tanaman Bonsai tidak seperti pada umumnya, contohnya tanaman tumbang dalam wujud mini. \"Beragam aliran tersebut, mempunyai penggemar masing-masing. Orang membeli bonsai adalah beli perstige (gengsi) sama sama seperti beli lukisan, ya kaya ya cerdas,\" tutur Andritopo.(cha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: