Harga Tembakau Belum Naik
KLEDUNG - Meskipun saat ini sudah memasuki puncak panen raya tembakau, namun belum ada kenaikan harga tembakau yang signifikan. Padahal kualitas tembakau saat ini jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Sampai saat ini harganya belum seperti harapan kami, kalau kualitas tembakau tahun ini jauh lebih baik,” ungkap Kuat Slamet salah satu petani tembakau di Desa Tlahab Kecamatan Kledung, kemarin. Disebutkan, sejak awal panen raya dimulai, harga tembakau belum mengalami perubahan yang berarti. Di awal panen harga tembakau dengan grade C dibeli dengan harga kisaran Rp40 ribu hingga Rp50 ribu. Kemudian tembakau grade D dibeli dengan harga antara Rp60 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram. Dan untuk grade E dibeli dengan harga Rp90 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram. Memang diakuinya harga tembakau sangat tergantung dari kualitas akhir tembakau rajangan kering. Namun demikian secara menyeluruh kualitas tembakau saat ini mayoritas sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Harga masih normal-normal saja, bahkan jika dibanding tahun 2018 lalu masih sama saja, tahun lalu harga tertinggi mencapai Rp130 ribu per kilogram,” ujarnya. Senada juga diungkapkakn Arifin petani tembakau asal Desa Kwadungan Jurang, saat ini dirinya belum menjual tembakau lebih dari Rp110 ribu per kilogram. Padahal tahun sebelumnya di waktu yang sama sudah ada petani yang menjual tembakau dengan harga lebih dari Rp110 ribu per kilogram. Bicara soal kualitas kata Arifin, tembakau tahun ini kualitasnya sangat bagus, cuaca saat panen raya sangat mendukung. Tembakau rajangan bisa kering dalam sehari. “Cuaca pada panen raya tahun ini sangat mendukung, jadi mayoritas tembakau kualitasnya bagus, hanya saja kalau harga masih belum sesuai harapan,” tuturnya. Menurutnya, naiknya kualitas tembakau ini tidak hanya dukungan dari cuaca yang terjadi selama panen raya saja. Namun petani juga sudah kembali menanam tembakau varietas kemloko, tembakau varietas ini dikenal mempunyai kualitas terbaik. “Mayoritas petani sudah kembali menanam varietas kemloko, jadi kualitas tidak diragukan lagi. Apalagi katanya varietas kemloko ini merupakan permintaan pabrikan,” katanya. Dengan demikian, seharusnya pabrikan membeli tembakau dari petani dengan harga yang lebih, sebab petani sudah berusaha memenuhi permintaan pabrikan dengan menanam kembali varietas kemloko. Apalagi saat ini kata Arifin, produksi tembakau tahun ini menurun dibanding tahun sebelumnya, dari lahan seluas satu hektar maksimal bisa menghasilkan 800 kilogram hingga 900 kilogram tembakau rajangan kering. Tahun ini paling banyak hanya menghasilkan sebanyak 550 kilogram hingga 600 kilogram tembakau rajangan kering. Itupun katanya tidak menyeluruh untuk semua petani, sebab sebagian besar petani menanam tembakau di akhir bulan April hingga awal Mei, sehingga sudah tidak terguyur air hujan. Akibatnya pertumbuhan tembakau saat ini sangat berkurang. “Dengan produksi yang menurun dan kualitas yang bagus, seharusnya harga tembakau tahun ini istimewa, namun ternyata itu tidak terjadi,” tuturnya. Namun demikian dirinya berharap, harga tembakau tahun ini lebih stabil, sehingga sampai akhir panen raya mendatang harganya teta stabil tidak mengalami penurunan. “Harapan kami bisa lebih baik dan naik, tapi minimal harga tembakau tidak turun lagi,” harapnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: