Imbas Eksploitasi Gol C, Bendung Glasing Jebol

Imbas Eksploitasi Gol C, Bendung Glasing Jebol

MAGELANGEKSPRES.COM,BATANG – Bendung Glasing yang berada di Desa Siberuk, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang jebol. Akibatnya, 146 hektar sawah yang ada di empat desa di wilayah Kecamatan Tulis terdampak, yaitu Desa Kaliboyo, Simbang Desa, Beji, dan Jrakahpayung. Diketahui, selain faktor debit dan derasnya air sungai, faktor penyebab jebolnya bendungan itu juga diduga akibat adanya aktivitas eksploitasi pertambangan galian C yang begitu masif di wilayah setempat. “Saya mendapatkan laporan dari warga terkait bendung ambles yang berakibat sawah di tiga desa sebanyak ratusan hektar tidak teraliri irigasi,” ujar Bupati Wihaji di sela peninjauan Bendung Glasing, Kamis (30/1). Setelah melihat langsung kondisi Bendung Glasing, Wihaji menyebut ada kerusakan yang cukup parah, di mana secara teori air tidak mungkin mengalir. “Oleh karena itu, secepatnya Dinas PU PR melakukan perbaikan bendung tersebut agar sawahnya segera mendapatkan air kembali,\" tegas Wihaji. Ia juga berharap warga dan petani terdampak untuk ikut membantu kerja bakti, sehingga selekasnya bendung bisa berfungsi seperti semula. Kepala Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang, Farida Ariyani mengatakan, Bendung Glasing di Desa Siberuk yang amblas berfungsi mengairi area persawahan sekitar 100 hektar lebih. “Bendung Glasing memang satu jaringan, akan tetapi ada saluran untuk tiga lokasi, yakni saluran irigasi sekundernya Cempoko dan Susukan untuk irigasi Primer Glasing,” beber Farida. Amblasnya bendung tersebut, jelas dia, selain dikarenakan debit air tinggi dan derasnya air sungai, juga diduga akibat eksploitasi galian C. “Banjirnya memang deras, tapi juga ada faktor lain rusaknya sungai, diduga akibat ekploitasi pertambangan galian C di dekat bendung yang jaraknya 20 meter,\" jelasnya. Ketua Gapoktan Kaliboyo, Asrori mengatakan, akibat ambrolnya Bendung Glasing menyebabkan sekitar 115 hektar persawahan di Desa Kaliboyo, Simbangdesa, Beji, dan sebagian Jrakahpayung tidak bisa mendapat aliran air. “Tanaman padi sudah sekitar 40 hari, kalau tidak ada hujan otomatis akan mati tanaman padinya, karena tidak teraliri air irigasi. Kalau satu bulan saja tidak ada air akan terjadi puso. Untuk mengatasinya, warga terpaksa sewa mesin pompa air,” beber Asrori. Empat kepala desa yang mendampingi sidak Bupati berharap agar Bendung Glasing bisa diperbaiki. Sehingga areal persawahan mereka bisa kembali mendapat pasokan air. (fel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: