Incar Rekor Muri, ASN Kabupaten MagelangIkut Pentas Tari Soreng
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbangda) bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magelang akan menjadi bagian pemecahan Rekor Muri Tari Soreng pada Senin (28/10), hari ini. Sebelumnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat telah berkomitmen akan memecahkan Rekor Muri dengan mementaskan sedikitnya 10.000 orang penari soreng untuk memeringati Hari Sumpah Pemuda. Kepala Bappeda Litbangda yang sekaligus sebagai Plt Kepala Diskominfo Kabupaten Magelang Sugiyono mengatakan, pihaknya turut mendorong 40 orang ASN gabungan dari Bappeda Litbangda dan Dinas Kominfolatihan tersebut sebagai bentuk partisipasi Bappeda dan Diskominfo yang akan turut menjadi peserta Tari Soreng yang dipentaskan di sepanjang Jalan Soekarno Hatta, Kota Mungkid. “Ikut membantu Pak Bupati menguatkan komitmen di tatanan kami untuk ikut partisipasinya. Harus peduli untuk menggerakkan dan mengingatkan peran pemuda lewat budaya,” ungkap Sugiyono. Baca Juga Korban Angin Puting Beliung di Kabupaten Magelang Dapat Bantuan Sembako Menurut Sugiyono, dalam seni Tari Soreng terdapat perpaduan antara olah cipta dengan memahami filosofis melalui gerakan, olah rasa (seni/keindahan) dan olahraga yang bisa diadaptasi menjadi senam soreng. Ia berharap, dengan memadukan antara seniman dan olahragawan bisa mencetak senam soreng menjadi inovasi Kabupaten Magelang. “Kedepannya semoga kalau ada kreativitas Magelang bisa mencetak inovasi baru, tari soreng menjadi senam soreng yang memiliki nilai seni dan menyehatkan,” harap Sugiyono. Sugiyono menuturkan, meskipun ASN belum profesional sebagai seorang penari, adanya pentas soreng kolosal ini dapat menjadi ajang refreshing dan rekreatif untuk melakukan hal-hal di luar rutinitas kantor. “Di sisi lain jika dilihat dari segi afeksi, seni soreng bisa menggelorakan semangat juang yang nantinya akan mempengaruhi semangat bekerja dan juga memotivasi agar mencapai target kerja yang diinginkan. Sedangkan dari sisi psikomotoriknya dapat menyehatkan,” imbuhnya. Adapun tantangan menari soreng menurut Sugiyono yaitu kegiatan ini merupakan hal baru bagi ASN karena bukan seorang penari. Mereka dilatih selama satu hari oleh Eko Sunyoto dari Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur. Menurut Eko, tantangan sebagai pelatih tari yakni bagaimana ia bisa mengajarkan atau memberikan transfer seni tari kepada pemula untuk dapat menari dalam waktu singkat. “Kami menemukan pembelajaran bagaimana menari itu hanya 1,5 jam tapi langsung bisa,” ungkap Eko. Menurut Eko gerakan tersebut sangat sederhana dan mudah diikuti. “Dalam latihan tersebut, gerakan yang diajarkan merupakan gerakan dasar,” ungkap Eko. (cha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: