Inflasi Februari 0,28 Persen Dikerek Bawang Putih
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm). Angka ini menurun dibanding Januari 2020 yang sebesar 0,39 persen. Sementara inflasi secara tahun berjalan (year to date/ytd) sebesar 0,66 persen. Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 2,98 persen pada Februari 2020. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil inflasi tertinggi sebesar 0,25 persen dan inflasi 0,95 persen. \"Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah bawang putih dengan andil 0,09 persen, cabai merah 0,06 persen, daging ayam ras dan jeruk masing-masing berandil 0,02 persen,\" ujar dia di Jakarta, Senin (2/3). Sumbangan inflasi juga oleh rokok kretek filter, beras, minyak goreng, rokok putih, cabai rawit, bawang bombai, dan kentang dengan inflasi 0,01 persen. Selanjutnya, disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,02 persen dan inflasi 0,09 persen. Sedangkan, inflasi kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,21 persen dengan andil 0,01 persen. Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06 persen. Untuk kelompok kesehatan memberi andil 0,01 persen dengan inflasi 0,34 persen. Transportasi berandil deflasi 0,04 persen dengan inflasi 0,37 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,41 persen dengan andil 0,02 persen. Dia menjelaskan, inflasi terjadi berkat sumbangan dari kelompok harga bergejolak (volatile foods) sebesar 0,21 persen dengan inflasi mencapai 1,27 persen. Kemudian juga disumbang oleh inflasi inti sebesar 0,14 persen dengan andil 0,09 persen. Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,01 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya inflasi 0,07 persen, pendidikan 0,02 persen, penyediaan makanan dan minuman restoran 0,17 persen dengan andil 0,01 persen. Adapun inflasi terjadi di 73 kota dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Sementara 17 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 1,21 persen dan terendah di Parepare 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,2 persen dan terendah di Padangsidimpuan 0,01 persen. Terpisah, menurut Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah, penurunan inflasi pada Februari sesuai dengan pola musiman yang terjadi pada setiap tahunnya. \"Setelah periode meningkatnya inflasi pada bulan Desember dan Januari inflasi pada Februari umumnya akan menurun,\" ujarnya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Senin (2/3). Dia menjelaskan, penurunan inflasi pada Februari tahun ini memang lebih banyak didorong oleh menurunnya inflasi inti baik secara bulanan maupun tahunan. \"Juga ada peran virus corona di sini, di mana menurunnya jumlah wisatawan mancanegara ternyata diikuti oleh menurunnya demand sebagaimana dicerminkan oleh inflasi inti,\" katanya. Meski begitu, kata dia, virus corona todak mendorong laju inflasi naik, justru malah menurun pada Febuari ini. \"Virus corona memang menaikkan harga bawang putih dan beberapa harga buah dari Cina tetapi dampaknya mendorong inflasi ternyata tidak besar,\" ujar dia. Bank Indonesia (BI) sebelumnya memperakan inflasi bulanan 0,31 persen pada Februari 2010. Proyeksi ini berdasarkan Survei Pemantauan Harga itu lebih rendah dibandingkan realisasi Januari lalu, 0,39 persen. \"Februari 2020 inflasi kami perkirakan lebih rendah dari Januari. Perkirakan kami bulanan 0,31 persen, tahunan 3,02 persen,\" kata Gubernur BI Perry Warjiyo. Rinciannya, komoditas yang mendorong inflasi di antaranya bawang putih sebesar 0,1 persen, cabai merah 0,07 persen, dan beras sebesar 0,02 persen. Di sisi lain, harga sejumlah komoditas cenderung turun di antaranya angkutan udara dan bawang merah yang masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen.(din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: