Investigasi Bangkai Heli
![Investigasi Bangkai Heli](https://magelangekspres.disway.id/upload/2020/06/pesawat-1.jpg)
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Investigasi jatuhnya Helikopter angkut MI-17 dengan nomor registrasi HA-5141 dalam misi latihan terbang tetap dilakukan. Meski hingga kemarin penyebab insiden itu masih gelap. Bangkai heli itu sendiri telah dievakuasi ke markas Skuadron 31/ Serbu Puspenerbad di Semarang, Jawa Tengah. Ya, insiden jatuhnya Heli MI-19 yang ditumpangi sembilan prajurit TNI jatuh di area Kawasan Industri Kendal pada Sabtu (6/6) sore itu menewaskan empat prajurit. Dua prajurit dikabarkan masih menjalani perawatan di ruang ICU RS Dr Kariadi Semarang. ”Ada dua orang masih dirawat di ruang ICU RS Kariadi, dua lainnya menjalani perawatan di RST Semarang,” jelas Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Puspenerbad) Mayjen Teguh Pudjo Rumekso, usai memimpin upacara pemakaman Lettu Wisnu Tia Aruni, salah seorang korban meninggal dalam peristiwa nahas tersebut di TPU Kembangarum Semarang, Minggu (7/6). Menurut dia, heli MI-17 yang jatuh tersebut layak terbang. Heli tersebut digunakan latihan bukan oleh calon penerbang. ”Heli ini digunakan untuk pendidikan penerbang 1, persiapan untuk menjadi kapten pilot,” terangnya. Sementara itu, jenazah anggota TNI Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa, yang menjadi salah satu korban dalam peristiwa jatuhnya helikopter Mil Mi-17V5, tiba di Pangkalan Udara Militer I Gusti Ngurah Rai, Bali. ”Jenazah telah kami terima hari ini. Almarhum adalah seorang penerbang pelatih yang sedang melaksanakan misinya melatih penerbang angkatan darat dan kemarin mengalami musibah, dan sedang diinvestigasi penyebabnya oleh tim,” kata Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto. Ia mengatakan bahwa Alm Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa merupakan salah satu putra terbaik dari angkatan darat, karena kemampuannya pada level seorang kapten sudah menjadi penerbang pelatih, yang sangat sedikit dimiliki oleh TNI AD. Selama ini, Alm Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa berjasa dalam melaksanakan tugasnya mencetak penerbang-penerbang di angkatan darat khususnya penerbang helikopter. Pangdam mengatakan bahwa jam terbang yang dimiliki Alm Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa sudah ribuan jam terbang. Untuk itu, dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mampu ditunjuk sebagai penerbang pelatih. ”Tentu menjadi kebanggaan masyarakat Bali khususnya untuk keluarga bahwa almarhum mampu memberikan dedikasi yang terbaik. Seorang penerbang pelatih memiliki resiko besar, setiap misinya dia bertaruh nyawa,” ucap Pangdam. Selanjutnya jenazah Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa akan dibawa ke rumah duka di Kabupaten Buleleng, Bali. Rencananya pada 10 Juni 2020 akan dilanjutkan dengan prosesi pemakaman jenazah. Pangdam berharap agar teman-teman Alm Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa masih terus mempunyai motivasi untuk mengabdikan dirinya sesuai dengan bidang dan profesinya masing-masing. Wakil Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga korban jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI AD di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, pada Sabtu (6/6/2020) pukul 13.40 WIB. ”Saya selaku pribadi dan pimpinan MPR RI menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kesabaran atas kepergian para prajurit kebanggaan keluarga dan Indonesia,” terangnya. Begitu pula dengan Wakil Ketua MPR Syarief Hasan yang menyampaikan penghormatan kepada prajurit yang meninggal dunia yaitu Kpt Cpn Kadek, Kpt Cpn Fredi, Kpn Cpn Y Hendro, dan Lettu Cpn Wisnu. Selain itu kepada lima korban lainnya yang mengalami luka-luka yakni Lettu Cpn Vira Yudha, Praka Nanang, Praka Rofiq, Praka Supriyanto, dan Praka Andi K. Ia pun RI mendukung langkah TNI AD melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab jatuhnya helikopter tersebut.”Hasil investigasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dan pembelajaran agar tidak kembali terjadi hal yang serupa,” jelasnya. Politisi Partai Demokrat itu menilai para prajurit yang menjadi korban merupakan pahlawan-pahlawan bangsa karena mereka menjadi korban saat menjalani pendidikan untuk memperkuat pertahanan negara. Dia menilai pahlawan itu tidak selalu meninggal saat berperang, tetapi pahlawan selalu meninggal saat dalam keadaan mencintai Indonesia. (fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: