Jaga Desa, 84 Ribu Pos Disiapkan
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengkonfirmasi bahwa lebih dari 84 ribu desa telah membentuk Pos Jaga Desa, sebagai upaya untuk pemantauan warga yang masuk maupun keluar wilayah desa selama 24 jam. Selain pemantauan, fungsi lain dari Pos Jaga Desa itu juga memberikan rasa aman bagi warga bahwa desanya memang dilakukan pengawasan yang serius dan dijaga sesuai anjuran pemerintah dalam mencegah penularan Covid-19. ”Pos Jaga Desa ini satu hal yang sangat penting hari ini, untuk memantau mobilitas warga desa, baik warga desa yang dari dalam, maupun keluar. Supaya apa? Supaya memberikan rasa aman, bahwa desanya memang dilakukan pengawasan yang serius,” ungkap Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar melalui keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (19/4). Kemudian hal yang juga menjadi penting dari Pos Jaga Desa antara lain juga memberikan rekomendasi dan saran khususnya bagi warga desa yang datang dari wilayah episentrum Covid-19 tentang apa yang harus dilakukan demi mencegah penularan virus SARS-CoV-2 atau corona jenis baru itu. Perlu diketahui bahwa, setiap warga desa yang datang dari wilayah episentrum Covid-19 akan otomatis masuk dalam kriteria Orang Dapam Pemantauan (ODP), sehingga yang bersangkutan harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari, sesuai anjuran protokol kesehatan dan rekomendasi WHO. ”Pemudik langsung berstatus ODP maka tugas relawan adalah menyiapkan ruang isolasi desa,” kata Mendes PDTT Halim. Kemendes PDTT mencatat dari desa yang telah mendirikan ruang isolasi berjumlah 8.954 desa, dengan fasilitas lebih dari 35.000 tempat tidur. Ruang isolasi tersebut berada di balai desa, ruang pertemuan desa maupun Gedung yang ada di desa, seperti PADU, sekolah maupun rumah penduduk yang dikosongkan. Ruang-ruang yang memang telah dipersiapkan dilengkapi fasilitas kamar mandi, air, listrik dan logistik. Sebagai informasi, Pos Jaga Desa menjadi bagian dari kegiatan dan tanggung jawab Relawan Desa Lawan Covid-19 yang sudah dibentuk dan dipimpin langsung oleh Kepala Desa beserta wakilnya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan aparat desa serta berbagai tokoh sebagai anggota. Dalam pelaksanaan kegiatan, Babinkamtibmas, babinsa dan pendamping desa berperan sebagai mitra. Terkait pelaksanaan dan anggaran, pembentukan daripada Relawan Desa Lawan Covid-19 termasuk kegiatan Pos Jaga Desa diatur dalam Peraturan Menteri Desa (Pemendes) Nomor 6 Tahun 2020 yang memuat tiga hal yang menyinggung mengenai peran desa dalam pencegahan dan penanganan Covid-19, padat karya tunai dan penggunaan dana desa untuk Covid-19. Keberhasilan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19, tergantung dari peran serta masyarakat sebagai garda terdepan. Dari cakupan RT, RW, Dusun, Desa, Kelurahan, akan berdampak ke cakupan yang lebih luas. Oleh sebab itu Mendes PDTT Halim berharap agar masyarakat dapat mendukung penuh upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. ”Kita yakin, kalau tiap-tiap Desa melakukan penanganan serius sebagaimana harapan kepala gugus tugas tadi, Desa Mandiri, maka scope kecil selesai, otomatis akumulasi dari scope kecil tadi akan berdampak pada scope yang lebih luas. Scope kecamatan, scope kabupaten, scope provinsi dan tentu scope Negara Kesatuan Republik Indonesia trang Mendes PDTT Halim. Sementara itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto kembali mengumumkan data terkini Covid-19 di Indonesia. Hingga Minggu (19/4) terdata 327 kasus baru sehingga menjadi 6.575 orang.”Hari ini bertambah kasus konfirmasi positif 327 orang sehingga total menjadi 6.574 orang,” kata Yuri. Data yang sama juga menunjukkan bahwa ada penambahan 55 pasien yang kini dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan. Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 686 orang. Kendati demikian pemerintah juga mencatat ada tambahan 47 pasien Covid-19 meninggal. Dengan demikian, hingga Minggu siang ini total 582 orang meninggal. Jakarta masih menjadi wilayah dengan kasus tertinggi. Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 3.033 orang per Minggu (19/4) ini. Pasien yang terjangkit virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) ini bertambah 131 orang. Dari 3.033 pasien positif Covid-19, 207 pasien dinyatakan sembuh. Pasien sembuh bertambah satu orang. Sementara itu, jumlah pasien meninggal sebanyak 292 orang, atau bertambah 35 orang dalam 24 jam. Kemudian, 1.839 pasien masih dirawat di rumah sakit dan 695 pasien menjalani isolasi mandiri. Berdasarkan data tersebut, tingkat kematian atau case fatality rate akibat Covid-19 di Jakarta mencapai 9 persen, sedangkan angka kesembuhan sebesar 7 persen. Sementara itu, pasien yang masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium sebanyak 863 orang. Selain itu, ada ODP dan PDP terkait Covid-19. Sebanyak 584 ODP masih dipantau hingga saat ini. Sementara PDP yang dirawat berjumlah 1.476 pasien. Sedangkan di level nasional, ada 6.248 pasien positif Covid-19 yang tersebar di semua provinsi di Indonesia. Dari total pasien, 631 pasien dinyatakan sembuh, sedangkan 535 pasien meninggal dunia. Lebih lanjut Yuri menerangkan ada 6.575 positif dan 35.644 negatif Covid-19. Hasil tersebut dari jumlah kasus yang diperiksa spesimen, yakni 42.219 orang.”Akumulasi laporan ini dari para kepala dinas kesehatan di provinsi yang menghimpun data dari kabupaten/kota,” kata Yuri yang juga selaku Dirjen P2P Kemenkes. Spesimen Covid-19 yang diperiksa sejak 1 April 2020 berjumlah 47.478 spesimen. Kabar menggembirakan, kini telah ada tambahan laboratorium untuk memeriksa spesimen tersebut. Hingga kini, spesimen yang diperiksa dilakukan di 35 laboratorium. Selain itu, jumlah kasus ODP berjumlah 178.883 orang. Kemudian PDP sejumlah 15.646 orang. ”Jumlah PDB ini adalah jumlah yang sedang kita siapkan untuk konfirmasi ke laboratorium dengan melakukan pemeriksaan Real Time PCR,” lanjut Yuri. Di tempat yang sama, salah satu perawat Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Nurdiansyah menceritakan setidaknya perlu waktu satu jam untuk menangani pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Rujukan. ”Ketika kita sampai ruangan pasien, waktu yang dibutuhkan menangani pasien tergantung tindakan. Satu pasien bahkan bisa satu jam. Misalnya ada pemeriksaan jantung atau pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), ini perawatan yang kita beri ke pasien paling cepat 30 menit,” kata Nurdiansyah. Nurdiansyah bercerita perawat yang bertugas di RSPI Sulianti Saroso yang saat ini secara penuh menangani Covid-19 tidak hanya melakukan pemeriksaan fisik rutin tapi juga menyediakan kebutuhan pasien bahkan harus bersedia menemani mendukung mental pasien. ”Teman saya pernah ada yang sampai 4 jam. Karena masih banyak pasien yang takut, tidak berani kita (perawat) keluar ruangan perawatan. Jadi kita bertugas betul-betul memotivasi pasien, mentalitas kita kuatkan, agar imunitasnya kuat,” kata Nurdiansyah. Ia juga bercerita, jika sebelumnya dalam satu ruangan dibutuhkan 2 sampai 3 perawat saat ini di masa meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 keadaan berbalik. ”Satu perawat saat ini menangani dua sampai tiga orang pasien,” kata Nurdiansyah. Oleh karena itu, berkaca pada keadaan di lapangan Nurdiandyah berharap bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis khususnya perawat yang secara rutin menangani pasien untuk berinteraksi semakin dipermudah dan diperbanyak. ”Saat ini teman-teman kami sudah banyak yang terinfeksi. Sudah banyak yang positif dan mulai dirawat. Jadi ini memang bulan yang sangat sedih. Mungkin tertular karena ketidakjujuran (pasien), mungkin tertular saat berkativitas di luar, jadi memang angka-angka yang bertambah semakin banyak dan ini menjadi bulan yang penuh duka,” kata Nurdiansyah. Oleh karena itu, Nurdiansyah berpesan tidak hanya pemerintah namun seluruh lapisan masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan Covid-19 mengikuti anjuran serta aturan yang sudah ditetapkan. ”Tolong lakukan pencegahan. Satu-satunya solusi Covid-19 adalah pencegahan. Jadilah garda terdepan, karena garda terdepan adalah masyarakat yang artinya kita semua,” pinta Nurdiansyah. (dim/fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: