Jumlah Pengunjung Melebihi Beban Maksimal

Jumlah Pengunjung Melebihi Beban Maksimal

BOROBUDUR – Candi Borobudur hanya boleh didaki paling banyak oleh 128 orang per hari. Tetapi faktanya, tiap tahunnya sudah 4,6 juta yang naik ke Borobudur, melebihi jauh dari beban maksimal yang diperbolehkan. \"Kalau lama-lama dibiarkan, bisa dibayangkan bagaimana jadinya, lantai menjadi rentan rusak. Belum lagi bahaya vandalisme. Candi Borobudur juga tidak memiliki pondasi sehingga ada unsur ketakutan kalau warisan wisata dunia ini akan bermasalah,\" ucap Direktur Pemasaran Badan Otorita Borobudur (BOB), Dr Agus Rochiyardi dalam acara diskusi Media Gathering di Omah Mbudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin malam (19/8). Selain membuka kawasan wisata terpadu di sekitar Candi Borobudur, pemerintah juga mengembangkan Indonesia incorporated. Media juga harus mengambil peran dalam Indonesia incorporated ini. “Misalnya ada berita demo anarkis atau bencana alam, jurnalis sebagai pemberi kabar harus pula memikirkan apa dampaknya bagi stabilitas dan ekonomi nasional,” terang Agus Rochiyardi. Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jateng, Tay Yasin Maimoen menyampaikan jika Pemprov Jawa Tengah, mendukung pengembangan destinasi wisata yang ada dilakukan penduduk asli. Hal tersebut agar nantinya yang menikmati hasilnya adalah warga setempat. “Apa maksud saya, bicara seperti ini? Karena saya ingin Jawa Tengah yang mengembangkan bukan orang lain akan tetapi pribumi, penduduk asli dari Jawa Tengah yang menikmati,” tandas Tay Yasin Maimoen. Lain halnya dengan Ketua PWI Jateng, Amir Machmud yang juga menjadi salah satu pembicara. Disampaikan, apa yang dimaksud dengan media partisipatif. “Ada berbagai segmen yang dikembangkan dari definisi media partisipatif berdasar aspek-aspek kebutuhan. Jurnalisme ramah pariwisata, jurnalisme berperspektif gender, jurnalisme damai dan masih banyak lagi perspektif lain,\" ungkap Amir. Perspektif jurnalisme sering disalahpahami dan dibenturkan dengan makna independensi dan netralitas yang seolah-olah menjauhi tujuan bermedia dan berjurnalistik. \"Kalau pers tak mau bergerak, akan kalah dengan media sosial. Namun determinasi pengambil kebijakan tidak bisa dimiliki oleh medsos. Kaitannya dengan incorporated, independensi dan netralitas jangan hanya menjaga jarak, memilih memberitakan dan tidak yang berpotensi yang mengacaukan stabilitas nasional,\" terang Amir. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi. Ditambahkan, yang dijual dari kawasan Borobudur soal keramaian ataupun kesunyiannya. Untuk itu, jika yang dijual keramaiannya mengajak untuk membuat event-event maupun atraksi-atraksi agar mendatangkan wisatawan. “Kalau yang kita jual adalah keramaiannya sesuai dengan sekmentasi pasar, maka tidak ada kata lain kita harus memperbanyak event,” kata Sinung.(cha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: